Yang Muda Yang Mengidap Penyakit Gula

Samarinda, reviewsatu.com – Gaya hidup tidak terkontrol membuat generasi muda silap mata. Kesehatan dianggap nomor sekian. Gula darah pun menyerang tak terkira.  

Satu botol minuman bersoda membasahi kerongkonan Maul yang saat itu tatapannya berkonsentrasi di depan layar komputer. Pekerjaannya belum tuntas. Ia membuka lagi satu botol minuman bersoda dalam kemasan. Dahaganya hilang, pekerjaannya bisa selesai tepat waktu. Tak ada yang berubah kala itu. Sampai beberapa tahun kemudian, tubuhnya mulai berontak.

Ginjalnya terus memproduksi urine. Keinginan untuk buang air kecil terus menerus muncul. Awalnya ia mengira itu hal biasa. Tapi seorang kawan yang curiga memintanya untuk mengecek kadar gula darah. Karena kebiasaan Maul dianggap tidak lumrah. Maul mengikuti anjuran kawannya tadi. Keesokan hari, ia pergi ke dokter. Kaget. Saraf-saraf di otaknya bergidik. Maul tak menduga. Kadar gula darahnya 275 mg/dl. Jauh di atas batas normal yakni 140 mg/dl. Ia divonis menderita Diabetes Melitus (DM) di usia yang belum genap 30 tahun.

“Itu sekitar awal 2019, sebelum pandemi,” ujarnya.

Baca Juga  Tak Lagi Jabat Ketua Dewan, Ini Opsi yang Ditawarkan Golkar ke Makmur

Dulu Maul memiliki badan yang cukup berisi. Berat badannya, ketika masih normal, adalah 65 kilogram. Saat divonis mengidap DM, sel-sel dalam tubuhnya mulai tidak kuat. Kakinya terlihat lebih kecil. Lemak di tubuhnya tersedot hingga membuatnya kelihatan kurus. Berat badannya turun drastis. Menjadi 45 kilogram. Pipinya terlihat lebih tirus. Kondisi itu membuatnya seperti mayat berjalan.

Mendapat vonis DM awalnya ia biasa saja. Pola makan belum begitu diperhatikan. Tapi semakin berjalannya waktu, ia merasa ada yang berbeda. Tubuhnya menjadi lemas. Setiap usai menyantap hidangan, matanya selalu berat. Padahal kondisinya tidak juga kenyang. Ia jadi lebih mudah mengantuk. Hati nuraninya mulai terbuka. Ia sadar, ini saat yang tepat untuk berubah.

“Desember 2021 sempat depresi. Itu sempat enggak mau pake unsulin. Terus evaluasi diri. Maret 2022 mulai mempertimbangkan untuk berubah.”

Baca juga: Biaya Pengobatan Penyakit Diabetes Kuras Uang Negara

Sebelum mengonsumsi insulin, Maul cuma mengandalkan obat metformin yang dibeli di apotek. Bukan tidak mau konsumsi insulin. Dokter memovinis ia mengidap DM tipe 1,2. Di tengah-tengah antara diabetes kering dan basah. Jika mengonsumsi insulin, dikhawatirkan akan berdampak ke ginjal. Meski akhirnya ia tetap mengonsumsinya.

Baca Juga  Bubur Peca, Warisan Budaya Saat Ramadan di Masjid Tua Samarinda

Dosisnya ketika pertama kali gunakan suntik insulin adalah 4 kali sehari. Sebelum sarapan, sebelum makan siang, sebelum makan malam dan sebelum tidur. Kalori yang masuk dalam tubuh pun harus sesuai. Tidak boleh lebih dari 1.900 kalori. Termasuk berat badan harus dijaga. Tidak boleh lebih dari 55 kilogram. Di atas itu dianggap kelebihan kadar gula darah.  

“Tapi sekarang sudah normal, sudah 140. Terakhir cek 120.”

Suntik insulin juga sudah berkurang. Cuma 1 kali sehari. Itu pun sebelum tidur. Meski sekarang  dirinya terlihat sehat, penyakit ini nyatanya tidak bisa hilang dari tubuh. Pola makan tetap harus dijaga. Beruntung saat ini Maul sedang menjalani puasa. Kadar gula darahnya bisa dikontrol. Termasuk nafsu untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan. Seperti saat dirinya masih terlihat berisi dan enerjik. Dukungan dari istri dan keluarga yang terus mengingatkannya membuat Maul sekarang lebih mawas diri dalam mengonsumsi makanan. (dey/boy)