Samarinda, reviewsatu.com – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis meminta masyarakat terlibat mengurangi kasus perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan.
Ananda mengatakan bahwa perundungan dapat melukai seseorang secara fisik maupun psikis, selain berdampak pada karakter pelaku dan korban. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah, bersama sekolah dan orang tua, mampu bekerja sama untuk mencegah dan menangani perundungan.
Salah satu cara menekan angka perundungan yaitu melalui tim satgas. Tim itu harus aktif dan gencar mendampingi anak-anak di sekolah. Ananda juga mengingatkan Kaltim memiliki Perda Ketahanan Keluarga yang salah satu isinya, terkait pencegahan dan penanganan perundungan.
Inti penangan kasus perundungan yaitu implementasi, jangan setengah-setengah. Ananda juga menyebut ada latar belakang dari sisi pelaku atau korban perundungan yang seringkali dipengaruhi lingkungan tempat tinggal mereka. Pemerintah perlu merangkul dulu, sebagai pihak yang berwenang. Lakukan konseling secara efektif terhadap pelaku maupun korban perundungan.
Politisi PDIP itu mengecam aksi perundungan di sekolah. Ia menilai perundungan merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan dapat menimbulkan trauma yang mendalam bagi korban.
“Perundungan tidak boleh dianggap sepele. Tindakan ini dapat menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis,” kata Ananda Emira Moeis dalam keterangannya, Minggu (26/11).
Ananda Emira Moeis mengatakan, perundungan dapat menyebabkan korban merasa takut, cemas, dan depresi. Bahkan, dalam beberapa kasus, perundungan dapat berujung pada kematian korban.
Oleh karena itu, ia mendesak pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya perundungan di sekolah. Ia juga meminta agar korban perundungan untuk berani melapor kepada pihak yang berwenang.
“Korban perundungan tidak boleh merasa malu atau takut untuk melapor. Melapor merupakan langkah awal untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan,” kata Ananda Emira Moeis. (adv/arf/boy)