Samarinda, reviewsatu.com – Kasus penderita demam berdarah (DBD) di Samarinda alami peningkatan. Bahkan berujung pada kematian. Dinas kesehatan (Dinkes) Samarinda pun lakukan antisipasi untuk mencegah penularannya.
Dari data yang didapat hingga 30 Juni 2023, kasus positif DBD di Kota Tepian berjumlah 393 orang. Dua orang sudah meninggal karean gigitan nyamuk Aedes Aegepty itu. Biasanya peningkatan kasus terjadi selama peiode Juli hingga Agustus. Begitu penuturan Sub Koordinator Seksi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Samarinda Dian Mugi Utami.
“Biasanya memang meningkat di awal tahun dan di sekitar bulan Juli dan Agustus, tapi perubahan cuaca akhir-akhir ini memang tidak bisa diprediksi,” Ujar Dian saat dikonfirmasi melalui seluler, Jumat (7/7/2023).
Dian pun membeber data angka rawat inap pasien DBD yang diterima dari rumah sakit di Samarinda. Angka terakhir per 26 Juni 2023, tercatat sebanyak 393 kasus positif DBD dan dua orang meninggal. Ia menyebut ada peningkatan sebanyak 80 kasus positif dalam waktu dua pekan. Ia menegaskan Samarinda tentu tak ingin kembali menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD di Kalimantan Timur seperti 2022 lalu.
Karena itu Dinkes melakukan beberapa tindakan terhadap masyarakat di lokasi yang rawan penularan DBD. Tindakan ini diambil berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan. Yaitu penyemprotan fogging serta pemberian bubuk Abate untuk memberantas larva nyamuk sebagai vektor (hewan penyebab menular,red) penyakit ini.
“Adapun wilayah dengan jumlah kasus DBD yang tinggi, yaitu kelurahan Temindung dan wilayah sekitar Puskesmas Juanda,” jelas Dian.
Untuk Penanggulangan dan penatalaksanaan pencegahan DBD secara umum, Dian mengatakan bahwa Dinkes merujuk pada Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang Penanggulangan penyakit DBD yang dikeluarkan pada akhir 2022 lalu.
“Kalau untuk DBD, kita punya Perwali terkait mulai dari definisi, penatalaksanaan, sampai penanggulangan. Jadi Pak Walikota memang menurunkan Perwali itu terkhusus untuk Dinkes Samarinda,” jelasnya.
Untuk penanggulangan, saat ini dilakukan menggencarkan media promosi kesehatan, dibantu kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) “Walaupun kader jumantik bukan semata-mata punya dinas kesehatan, tapi juga digerakkan oleh teman-teman PKK di setiap Kecamatan dan Kelurahan di Samarinda,” ujar Dian.
Selanjutnya, Dinkes juga mengedukasi tentang pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan Gerakan 3M Plus. Pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum dan penampung air lemari es. Kemudian dengan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan bak mandi. Dan yang ketiga Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Serta plusnya adalah menghindari gigitan nyamuk,” ujarnya menutup pembicaraan. (asa/boy)
Pewarta: Salasmita.