Kukar,reviewsatu.com – Sejak dibangun pada tahun 2015 lalu, Taman Replika Kerajaan Nusantara dan Monumen Dunia di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini nasibnya sudah tak terurus.
Untuk diketahui, objek wisata ini berada di Jalan Anggana, sekitar 100 meter setelah Museum Kayu Tenggarong. Objek wisata ini dibangun saat era Rita Widyasari, Bupati Kukar sebelumnya.
Dari informasi yang diperoleh. Proyek pembangunan Taman Replika ini menghabiskan anggaran daerah sebesar Rp 19 miliar. Mulanya, tujuan pembangunan objek wisata ini diharapkan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) melalui sektor wisata. Apalagi lokasinya sangat dekat dengan dua objek wisata lainnya, seperti Museum Kayu dan Waduk Panji Sukarame.
Penasaran dengan kondisinya sekarang? Pewarta media ini pun mencoba mengunjungi langsung lokasi Taman Replika tersebut, Jumat (27/5/2022). Ternyata kondisinya memang terbengkalai. Banyak replika yang sudah mengalami kerusakan. Yang kayu patah dan yang besi berkarat. Kemudian seluruh areal wisata tersebut sudah dipenuhi dengan rumput liar. Baik di sepanjang jalan hingga di replikanya.
“Wah mas, saya baru tahu ada objek wisata ini di Tenggarong,” ungkap Rustam Syachrianto, warga Balikpapan yang sedang berkunjung di Museum Kayu bersama keluarga.
Yang ia tahu, di Tenggarong hanya ada objek wisata Museum Mulawarman, Taman Kota Raja, Museum Kayu dan Waduk Panji saja. Sehingga Rustam pun sangat menyayangkan objek wisata sebagus itu. Tidak dibuka untuk umum dan dirawat.
“Harusnya kalau pemerintah tidak punya anggaran. Ya minta bantu dengan pihak swasta. Kan di Kukar ini banyak perusahaan. Masa nggak mau mengeluarkan bantuan untuk pemerintah setempat. Bantu CSR ke Pulau Jawa aja bisa,” singgung Rustam, yang juga Ketua DPC Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Nadhlatul Ulama (NU) Kota Balikpapan ini.
Selain itu, Rustam juga menyinggung soal akses jalan menuju Museum Kayu. Karena banyak yang rusak dan berlubang hingga jadi kubangan. Dan itu berada di tengah kota Tenggarong.
“Utamakan akses jalannya. Kalau akses jalan bagus, pasti objek wisatanya juga ramai. Sayang sekali, Museum Kayu yang merupakan tempat wisata penuh edukasi seperti ini. Tidak ramai dikunjungi orang,” ucapnya.
Apalagi, Kabupaten Kukar ini merupakan daerah terkaya dan memiliki APBD terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim). Terlebih, Kukar juga memiliki sejarah kerajaan yang patut dilestarikan. Sehingga wajar, Kukar harus bisa berkembang melalui sektor wisatanya.
“Kalau objek wisatanya banyak. Pasti banyak cari pekerja. Kemudian banyak juga masyarakat yang akhirnya bisa berjualan dan meningkatkan perekonomian mereka,” terang Rustam, lagi.
Sementara itu, pihak Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar saat ditanya terkait Taman Replika ini tak mau berkomentar banyak. Pihaknya mengatakan kalau proyek Taman Replika ini belum diserahkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk dikelola. Sedangkan pihak PU sendiri belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi via whatsaap (WA) sejak Jumat lalu. (bsg)