KUKAR  

Desa Segihan Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Pertanian

desa segihan
Kepala Desa Segihan, Hendra Wahyudi. (reviewsatu/Ari)

KUKAR – Pemerintah Desa Segihan terus memprioritaskan sektor pertanian dalam pembangunan desa. Kepala Desa Segihan, Hendra Wahyudi, menegaskan tahun ini anggaran desa banyak dialokasikan untuk pengembangan sektor pertanian.

Infrastruktur pendukung seperti irigasi, jalan tani, embung, dan drainase juga menjadi perhatian utama guna memperlancar aktivitas pertanian.

Pemerintah Desa Segihan mengalokasikan sekitar Rp600 juta dari Dana Desa (DD) untuk mendukung pertanian. Anggaran ini digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur seperti jalan tani, embung, serta sistem drainase yang diperlukan oleh para petani.

“Kami benar-benar memprioritaskan sektor pertanian. Dengan infrastruktur yang memadai, hasil pertanian dapat meningkat,” ujar Hendra Wahyudi, Selasa (4/3/2025).

Selain infrastruktur, desa juga mengembangkan program ketahanan pangan. Sebanyak 20 persen dari Dana Desa dialokasikan untuk pembibitan, pupuk, dan kebutuhan lainnya. Program ini dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang juga bertugas menampung hasil panen dan mengurus pemasarannya.

Baca Juga  Program Penanganan Kemiskinan Ekstrem, 1.000 KPM Terima Bantuan Sembako

“BUMDes kami berjalan dengan baik. Alhamdulillah, Pendapatan Asli Desa (PAD) dari BUMDes mencapai sekitar Rp6 juta per tahun setelah dipotong biaya operasional,” tambahnya.

Untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam pertanian, Desa Segihan menjalankan program petani milenial. Program ini fokus pada budidaya perikanan dengan sistem bioplog serta pertanian buah-buahan seperti jambu kristal.

“Kami memiliki sekitar 12 petani milenial yang bergerak di bidang budidaya. Mereka dididik untuk menjadi mentor bagi masyarakat,” jelas Hendra.

Dalam program budidaya bioplog, petani milenial didukung penuh oleh pemerintah desa, mulai dari pelatihan hingga pembiayaan. Panen dilakukan setiap 3-4 bulan, dan peserta program diharapkan bisa menjadi pendamping bagi masyarakat dalam program “Satu Rumah Satu Bioplog”.

Selain itu, program “Satu Rumah Satu Pohon” juga mulai diterapkan. Saat ini, program ini sudah berjalan di satu RT dengan konsep menanam pohon jambu kristal dalam polybag. Targetnya, seluruh 11 RT di Desa Segihan bisa menerapkan program ini.

Baca Juga  Semayang, Mutiara Tersembunyi di Sungai Mahakam

“Kami ingin petani milenial menjadi narasumber lokal, sehingga warga desa tidak perlu mencari pendamping dari luar. Mereka bisa mendampingi warga 24 jam dalam bidang pertanian dan peternakan,” ungkapnya.

Dengan luas lahan sekitar 3.000 hektare, Desa Segihan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Pemerintah desa berharap program yang telah berjalan bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Kami ingin menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan. Dengan adanya dukungan infrastruktur dan keterlibatan petani milenial, kami yakin sektor pertanian di Desa Segihan bisa semakin maju,” tutup Hendra Wahyudi. (adv)