Samarinda, reviewsatu.com – Masyarakat Samarinda lebih memilih anggota dewan yang jujur ketimbang relijius. Hal itu terungkap melalui survei yang dilakukan lembaga Konsultan Riset Nusantara.
Survei tersebut mengambil 11 karakter calon anggota legislatif yang akan dipilih masyarakat. Hasilnya: 27 persen menginginkan calon yang jujur, 24,30 persen ingin orang cepat dan aspiratif, 18 persen inginnya yang merakyat dan 11,50 persen ingin anggota dewan yang tegas. Sementara yang ingin memilih anggota dewan relijius cuma 5,30 persen.
“Karena rajin ibadah itu urusan personal, sedangkan jujur hubungan antara manusia dengan sesama. Rajin ibadah itu penting, tapi yang penting jujur atau tidak korupsi,” kata Direktur Konsultan Riset Nusantara M Dudi Hari Saputra, Senin (18/9/2023).
Survei sendiri dilakukan pada periode Juni hingga Agustus 2023, dengan 400 orang responden di Samarinda. Untuk kategori umur hanya yang sudah memiliki hak pilih dan dari beragam latar belakang. Ada yang pekerja sampai pelajar yang sudah mempunyai hak pilih.
“Gen Z, baby boomer, milenal. Ada yang muda dan tua, semua kategori,” ungkap Dudi. Sementara margin error adalah 2,98 persen, dengan persentase responden laki-laki 51 persen dan perempuan 49 persen.
Temuan lainnya adalah pilihan masyarakat sewaktu-waktu bisa berubah. Misal pada periode Juni masyarakat yang berpotensi mengubah pilihan adalah 62,30 persen, kemudian para Juli menjadi 62,20 persen dan Agustus 61 persen. Sementara masyarkat yang tidak akan mengubah pilihannya di periode yang sama adalah 14,50 persen (Juni), 16,30 persen (Juli) dan 15 persen (Agustus). Dikatakan Dudi, secara rata-rata kemungkinan masyarakat berpindah hati ke calon lain adalah 61,83 persen dan tidak mungkin berubah hanya 15,27 persen.
“Tidak ada basis suara yang ditemukan sehingga peta pertarungan bacaleg cenderung merata,” tambahnya.
Walau begitu hasil survei ini belum sepenuhnya ia sampaikan. Hasil keseluruhan baru akan dirilis bulan depan karena Dudi butuh persiapan matang untuk menyampaikan. Ia tambahkan pula alasan membuat survei tersebut. Selain ingin berikan pandangan objektif kepada bacaleg sebelum bertarung pada konstestasi pileg 2024 nanti.
“Kami juga ingin informasikan bahwa di Kaltim ada juga lembaga survei yang bisa lakukan hal serupa, jadi tidak perlu minder dan selalu andalkan lembaga survei dari luar,” tutupnya. (boy)