Samarinda, reviewsatu.com – Investasi di Kaltim naik setiap tahun. Salah satu cara membuatnya menggeliat adalah memanjakan para investor.
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto membeber angka-angka kenaikan investasi tersebut.
“Secara umum terlihat ada signifikansi investasi tersebut dibandingkan tahun tahun sebelumnya,” ungkap Puguh saat pemaparan di Kantor Diskominfo Kaltim, Jumat (17/2/2023).
Puguh pun member rincian nilai investasi di Kaltim sejak beberapa tahun terakhir. Misalnya pada 2019 dan 2020, investasi sempat menurun. Salah satu penyebabnya adalah pandemi COVID-19.
Pada 2020 lalu nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) Kaltim bernilai Rp 25,934 triliun dengan 3.823 proyek. Kemudian naik pada 2021 menjadi Rp 30,297 triliun dengan 4.319 proyek. Lalu di perioder 2021, nilai investasi asing di Kaltim juga naik drastis menyalip Kalbar. Dengan nilai 745,2 juta US Dollar dan total proyek sebanyak 428. Sehingga menjadi provinsi dengan nilai investasi asing tertinggi se-Kalimantan.
2022 lalu Kaltim sempat mencapai angka tertinggi selama 10 tahun terakhir yaitu sebanyak Rp 57, 76 Triliun. Rinciannya penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 39,59 triliun dengan 6.706 proyek. Dimana pada proyek ini terserap sebanyak 39.792 pekerja. Dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 18,87 triliun dengan 1.005 proyek yang berhasil menyerap 16.631 pekerja.
Komponen pendorong investasi tersebut adalah produksi bahan baku dan pendekatan kepada investor. Bicara soal “memanjakan” investor, ia katakan perlu membuat skema yang mendatangkan keuntungan sesuai harapan mereka.
“Misalnya tarif PLN lebih murah dibandingkan wilayah lain, maka ini menjadi sebuah bagian yang penting,” ungkapnya.
Untuk tahun ini, ia menargetkan nilai investasi pada 2023 ini bisa menyentuh angka Rp 59 triliun. Salah satu sektor yang akan didorong adalah pariwisata. Hal ini karena sektor tersebut banyak menyerap lapangan kerja. Dirinya saat ini sedang berkoordinasi dengan kementerian sektoral agar ini bisa mendapatkan dukungan.
“Ini tantangan di Kaltim, sepertinya kita aman dengan ekstraktif. Tidak boleh terlalu nyaman. Harus digaungkan mulai dari sekarang,” jelas Puguh.
Ia menyampaikan pula pada 2022 untuk target non migas dan non batubara Kalimantan Timur bisa mencapai eksposi. Artinya bisa sesuai target.
Hal ini dinilai penting terlebih adanya IKN. Pria yang mengenakan seragam cokelat muda itu juga menambahkan saat ini di IKN sudah memiliki Deputi Investasi. Dengan demikian Kaltim harus terus berkoordinasi agar tetap selaras dengan pembangunan IKN. Sebagai contoh, apabila IKN mendesain investasi di sektor infrastruktur, maka kita juga harus menyesuaikan.
“Yang di Sulawesi Barat saja mendesain menyambungkan IKN apalagi kita. Jangan terlena, di Kaltim bisa peluang besar untuk bisa mengeksplor sektor itu,” pungkasnya. (dey/boy)