Kemenangan 3-0 Borneo atas Arema Bukan Kebetulan

Kemenangan Borneo FC Bukan Kebetulan
Lilipaly tampak berkoordinasi dengan Hardianto. Keduanya bermain gemilang di laga perdana BRI Liga 1 musim 2022/23 di Segiri. (BFCS)

Samarinda, reviewsatu.com – Usai menjalani dua laga beruntun melawan Arema di final Piala Presiden, di mana Borneo FC Samarinda gagal membuat 1 gol pun dari pertandingan yang digelar di Malang dan Samarinda itu. Tim asal Kota Amplang sudah berniat akan menjungkalkan Singo Edan di partai perdana BRI Liga 1 musim 2022/23.

Sama-sama kelelahan. Sama-sama kehilangan pemain asing andalan. Borneo FC tampil lebih meyakinkan dengan susunan formasi yang cukup membingungkan.

Ya, tanpa Javlon serta menyadangkan Wildansyah. Milomir Seslija secara tidak populer hanya memainkan 1 bek tengah murni. Yakni Agung Prasetyo. Sebagai tandem, Diego Michiels yang aslinya adalah bek sayap kanan. Disulap jadi bek tengah. Bek kanan, ditempati oleh penyerang sayap kiri, Fajar Fathurahman.

Keunikan lainnya, dalam formasi 4-4-2. Bukan Pato yang di turnamen pra musim lalu berstatus top scorer. Yang dipasang sebagai target man. Melainkan penyerang lokal Hardianto. Pato, bersama Lilipaly justru menjalankan peran free role player.

Berbagai perubahan ini, kata Milo, adalah penggabungan antara strategi dan situasi. Secara taktikal, Milo ingin permainan dengan agresivitas serangan cepat. Serta garis pertahanan tinggi.

Keberanian Milo menerapkan permainan menyerang didasari pada keyakinan. Bahwa Arema FC akan langsung mengejar kemenangan di pertandingan pertama. Praktis mereka harus bermain terbuka. Alih-alih bermain bertahan seperti di final Piala Presiden lalu.

Baca Juga  Pecah Telur, AS Roma Akhirnya Juara UEFA Conference League

Terbukanya celah pertahanan Arema, ingin dieksploitasi oleh Milo. Dan benar saja, sisi kiri pertahanan Arema, melakukan beberapa kali missed communication di awal babak pertama.

Terens dan Lilipaly, ditopang oleh Fajar yang bermain super eksplosif di sisi itu. Berhasil mengirim dua umpan matang ke kotak penalti yang diselesaikan dengan sempurna oleh Hardianto.

Meski sempat kendur di hampir sepanjang babak kedua. Pesut Etam cenderung klinis dalam menciptakan peluang. Terutama dengan masuknya Arya Gerryan dan Solikin. Namun gol ketiga yang dinanti, baru hadir di masa tambahan waktu. Sihran berhasil lepas dari pengawalan dalam situasi tendangan bebas. Bola yang membentur mistar, berhasil ia sodorkan ke dalam gawang. Itu gol penutup yang menyenangkan, kata Milo.

“Saya tahu permasalahan kami dalam dua laga (final Piala Presiden). Kami mencari solusinya. Dan kami bermain bagus,” ujar Milo usai laga.

“(Sebenarnya) kami membuat banyak peluang untuk membunuh mereka. Tapi dua gol cepat serta gol akhir yang indah. (Sudah cukup membuktikan) saat ini kami lebih baik dari Arema.”

Baca Juga  Borneo FC 3-0 Arema, Almeida Bingung sama Timnya

“Mereka tim yang bagus. Maka, terima kasih pada semua pemain Borneo FC. Mereka bekerja sangat keras. Sangat yakin. Dan mereka memainkan permainan yang bagus.”

Soal kendurnya skuat Pasukan Samarinda di babak kedua. Milo bilang, “Bukan kami melamban, tapi kami kehabisan tenaga di Piala Presiden.”

“Kuncinya adalah ketika mereka menyerang, kami harus bisa menghalau. Dan jika kami bermain terbuka, kami bisa sangat cepat.”

“Kami tahu, kami sedang krisis (Javlon dan Bustos absen). Tapi ketika pemain bermain bersama. Mereka menjadi tim yang kuat. Itulah mengapa, situasi ini menjadi strategi,” jelasnya.

Beberapa pergeseran pemain dilakukan Milo tak lain adalah karena absennya beberapa pemain kunci. Ini perjudian besar. Tapi Milo bersyukur, 16 pemain yang dimainkan. Dapat menjalani peran mereka dengan baik.

“Salah satu taktik kami adalah memanfaatkan pemain yang ada. Semua orang pergi berduel dan bermain bagus. Mereka tidak membuat kesalahan berarti. Diego juga bermain bagus di posisi barunya.”

“Kemenangan ini sangat penting buat kami. Usai kalah di final Piala Presiden. Kami membutuhkan sesuatu untuk meningkatkan kepercayaan diri. Kami mendapatkan itu di laga ini,” tutupnya. (Tbe)