Pemkota Ingatkan Waspada Rabies, Masyarakat Masih Santai

rabies

Samarinda, reviewsatu.com – Pemkot Samarinda nampak serius menanggapi isu rabies. Namun, tidak semua masyarakat peduli. Bahkan cenderung disikapi santai.

Pemkot Samarinda sendiri berupaya keras menekan kasus peredaran penyakit ini. Salah satunya dengan menambah fasilitas kesehatan berupa Rabies Center di beberapa Kecamatan. Namun masyarakat masih kurang waspada terhadap hewan-hewan yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.

Dayu misalnya, salah seorang mahasiswi yang menyukai kucing justru tengah asyik bermain dengan kucing di halaman parkir Perpustakaan Universitas Mulawarman (Unmul). Dia mengaku sudah mengetahui bahwa ada penularan rabies di Samarinda serta ciri-ciri hewan yang terkena penyakit yang juga disebut anjing gila ini.

“Tidak terlalu memikirkan, kalau saya mau pegang, ya pegang saja, tapi habis itu langsung cuci tangan,” tandas mahasiswi berkerudung ini, Selasa(11/7/2023).

Begitu juga dengan Jul, mahasiswi lainnya yang berdomisili di Samarinda Seberang. Padahal lokasi ini termasuk rawan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang cukup tinggi, selain Kelurahan Loa Bakung dan Kecamatan Sungai Kunjang. Dia mengatakan di sekitar rumahnya ada sekitar delapan kucing, dan dirinya tidak menemukan tanda-tanda hewan alami sakit, layaknya gejala penyakit tadi.

Baca Juga  Kedapatan Punya Dua Nopol Saat Antre Solar, Sopir Beserta Truk Ditahan Polisi

“Ini sehat saja, kelihatannya tidak ada tanda rabies,” ucapnya santi.

Padahal, Dian Margi Utami, selaku Sub Koordinator Seksi Pencegahan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM), Bidang Pencegahan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Diskes Samarinda, mengatakan dari kasus yang diterima, 70 persen bersumber dari kucing. Itu pun kebanyakan dari hewan peliharaan.

“Banyak juga kucing peliharaan yang dibiarkan makan di luar. Sedangkan penularan rabies dari air liur, misalnya hewan yang dibiarkan makan sembarang tempat atau berkelahi dengan hewan liar yang diduga terinfeksi rabies,” tuturnya.

Virus ini sendiri katnaya tak boleh dianggap remeh karena kasusnya makin bertambah. Di Samarinda, sepanjang tahun 2023 ini sudah terdapat 168 kasus kasus GPHR di Samarinda.

Baca Juga  Oknum Ojol Jadi Tersangka Kasus Asusila

“Belum ada kasus meninggal karena Rabies di kota Samarinda, namun kita harus tetap waspada terhadap penyakit ini karena biar bagaimanapun mencegah dan cepat mengambil tindakan itu lebih penting,” tutup Dian.

Rabies atau anjing gila sendiri merupakan infeksi virus yang memengaruhi otak manusia dan sistem sarafnya. Jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini tidak hanya ditularkan oleh anjing, tetapi juga kucing, kambing, sapi, musang, kuda, monyet, kelelawar. Saat ini Diskes telah menyiapkan stok vaksin di empat puskesmas. Yaitu Trauma Center Loa Janan Ilir, Puskesmas Segiri, Puskesmas Palaran dan Puskesmas Lempake. (asa/boy)

Pewarta; Salasmita.