Metabolisme dan Tekanan Daerah Jamaah Haji Lansia Jadi Atensi Dinkes Kaltim

Jamaah haji
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kaltim Setyo Budi Basuki. (Tangkapan layar)

Samarinda, reviewsatu.com – Banyaknya calon jamaah haji dari lansia membuat Dinas Kesehatan Kaltim harus siap memeriksa metabolisme dan kondisi tekanan darah.

Hal ini disampaikan oleh Setyo Budi Basuki, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. Ia menyebut pemeriksaan tersebut sebelumnya sudah diperiksa dari jauh hari.

“Biasanya masalah metabolisme dan hipertensi. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk usia lanjut, ” ungkapnya saat menjadi narasumber pada acara ngopi sore yang dipandu oleh Nichita di Venue Diskominfo Kaltim pada Kamis (25/5/2023).

Setyo pemeriksaan ini pun dilakukan secara berkala. Terutama pada waktu menjelang keberangkatan. Setyo menyebut bagian pihaknya telah mengimbau sejak awal tahun.

Baca Juga  Truk Kontainer Melintang Halangi Pengguna Jalan, Pengemudi Minta Maaf

“Dari awal tahun sudah kami imbau karena ada mandatori terkait pelaksanaan haji,” ungkapnya.

Tak hanya itu, vaksin pun menjadi hal wajib bagi pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Yaitu vaksin COVID-19 dan meningitis.
Setyo menyebut hal ini pun menjadi kendala. Utamanya bagi kuota tambahan jamaah haji yang belum melaksanakan vaksin. Apalagi vaksin COVID-19 yang harus berjangka 28 hari untuk setiap dosisnya.

“Itu kan enggak bisa diakalin, jadi kurang 28 hari. Jadi caranya jamaah yang baru vaksin diberangkatkan di kloter selanjutnya,” ungkap Setyo.

Sedangkan, kata Setyo, untuk calon jamaah yang punya riwayat penyakit dan tidak diperbolehkan vaksin maka akan ada dokter yang bertanggungjawab memberikan surat rekomendasi terkait hal tersebut. Setyo menyebut ibadah haji merupakan ibadah fisik. Sehingga setiap orang sudah terdaftar artinya sudah teruji kesehatannya.

Baca Juga  Soal Proyek IKN, Elit Politik Terbagi Dua Kubu

“Untuk tahun ini cuaca panas sekali maka upaya untuk menjaga kestabilan menjadi penting jangan sampai dehidrasi di sana,” pesan Setyo.
Ia pun berpesan agar jamaah minum air yang banyak agar tidak dehidrasi.
“Jangan karena tidak mau kencing jadi enggak minum. Iklim di Indonesia dan di Arab Saudi berbeda,” tambah Setyo.

Selain jamaah, kesehatan pendamping jamaah pun turut jadi perhatian. Tidak hanya kesehatan fisik namun juga jiwa.

“Harus dalam kondisi prima. Apalagi tahun ini mayoritas yang berangkat adalah lansia,” pungkasnya. (dey/boy)