Samarinda, reviewsatu.com – Bripka Joko Hadi Aprianto, Basium Polsek Samarinda Ulu sudah terlanjur cinta. Menjadi polisi tidak membuatnya berhenti sebagai tukang gali kubur.
Ia mendapatkan penghargaan dari Polresta Samarinda karena dianggap berprestasi. Menekuni pekerjaan sebagai polisi dan penggali kubur selama 22 tahun.
Menjadi penggali kubur sudah dilaluinya sejak menempuh sekolah menengah pertama (SMP). Pria 36 tahun itu mengaku tidak ingin meninggalkan pekerjaannya.
“Enggak mau jadi kacang lupa kulitnya,” ungkap Joko saat ditemui awak media setelah menerima penghargaan di Mako Polresta Samarinda, Jumat (24/3/2023).
Ia mulai mengenang aktivitas yang digeluti. Keterbatasan ekonomi membuat isi perutnya terancam melilit. Sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara, Joko muda tidak mau merepotkan orang tua. Waktu berlalu ia pun harus mengejar cita-citanya sendiri. Mulailah dirinya mendaftar sebagai calon polisi. Tapi tidak serta merta mendaftar begitu saja. Ayahnya juga seorang polisi dengan Pangkat Tamtama.
Kala itu, sang ayah memintanya untuk mengikuti jejaknya menjadi polisi. Ia mengikuti permintaan sang ayah. Nasib berpihak. Ayah lima anak ini diterima. Ia ditempatkan bertugas di Samarinda. Tapi rupanya pekerjaan sebagai penggali kubur tidak ditinggalkan begitu saja. Ia menjadi tukang gali kubur di Kuburan Muslimin Gunung Pengah, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang.
“Karena orang situ tau saya memang orang lama, dipilih lah saya jadi Ketua Penggali Kuburan sampai sekarang, ” tuturnya.
Hingga kini Joko masih menekuni pekerjaannya itu. Ia cuma berharap lahan kuburan muslimin tersebut diperluas.
Terpisah, Kombes Pol Ary Fadli, Kapolresta Samarinda memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan kepada Joko.
“Kita berikan apresiasi kepada yang bersangkutan. Karena dia telah memberikan sesuatu yang luar biasa, ” ungkap Kapolresta Samarinda tersebut.
Ia mengatakan hal yang dilakukan Joko adalah pekerjaan mulia di luar tugasnya sebagai anggota Polri. Karena Joko juga mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
“Ini suatu hal yang patut dicontoh bahwa siapapun dan apapun profesinya jika ingin melakukan perbuatan bernilai ibadah maka dapat dilakukan,” tutup Ary. (dey/boy)