UTAMA  

Triwulan III 2022, Ekonomi Kaltim Paling Uncit Se-Kalimantan

Batu bara jamrek
Ponton batu bara melintasi Sungai Mahakam. (redaksi)

reviewsatu.com – Ekonomi Kaltim triwulan III 2022 berada di angka 5,28 persen. Tertinggal dari provinsi lainnnya di Kalimantan.

Berdasarkan data Badan pusat statisik (BPS) Kaltim, ada tiga jenis lapangan usaha yang menopang struktur PDRB 2022. Yaitu pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan konstruksi. Penopang terbesarnya adalah industri pertambangan utamanya emas hitam dengan persentase 55,79 persen. Lalu disusul indutri pengolahan dengan 14,33 persen dan kosntruksi 7,32 persen.

Dengan kata lain bidang infrastruktur hanya menempati peringkat tiga penopang struktur PDRB Kaltim. Sementara porsi anggaran untuk bidang infrastruktur pun tidak pernah sedikit. Adapun industri pengolahan menjadi penopang kedua bukan tanpa alasan. Sejak upaya transformasi pemprov Kaltim menciptakan berbagai kawasan industri ternyata berbuah manis.

Meski pun industri pengolahan tersebut masih didominasi oleh pengolahan berbahan baku kimia. Seperti industri pengolahan hasil gas dan sejenisnya. Industri pengolahan jenis pangan atau yang berbahan baku hasi pertanian saat ini masih dikembangkan oleh pemerintah. Hilirirasi pun menjadi main project dan selalu masuk dalam road map pembangunan jangka panjang Pemprov Kaltim.

Baca Juga  Chant "Rene Out" dari Viking Membahana di Segiri

Investasi Kaltim pun sebenarnya tumbuh subur hingga triwulan III. Baik itu asing maupun dalam negeri. Penanaman modal asing (PMA) misalnya, pada triwulan II hanya memiliki 173 proyek. Pada TW III naik menjadi 298 proyek. Pun demikian dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). PMDN triwulan II terdapat 917 proyek, sedangkan triwulan III naik menjadi 1.847 proyek.

Secara akumulasi baik dari triwulan I hingga III, total proyek PMA sudah mencapai 742 dengan nilai investasi Rp 12,445 triliun. Sedangkan PMDN sudah memiliki 4.938 proyek dengan nilai investasi Rp 28,761 triliun.

Tapi, manisnya angka-angka pertumbuhan ekonomi tadi ternyata juga harus dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit. Inflasi ikut melonjak. Di triwulan III 2022, inflasi naik sebesar 5,69 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan triwulan II yakni 4,38 persen (yoy). Kenaikan inflasi diyakini merupakan imbas dari efek domino perekonomian global.  Perang Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai membuat rantai pasok pangan terhambat. Sejumlah negara membatasi ekspor. Sehingga impor bahan baku pangan ikut terganggu.

Baca Juga  Vierratale dan Okaay Bakal Hadir di Tenggarong, Begini Cara Beli Tiketnya

Kenyataan pahit lain, ekonomi Kaltim pertumbuhannya justru paling uncit (belakang,red) dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan. Menjadi provinsi yang ditunjuk sebagai ibu kota negara (IKN) rupanya tidak membawa pengaruh signifikan. Provinsi dengan pertumbuhan tertinggi justru Kalimantan Tengah dengan 6,74 persen (yoy) selama triwulan III. Malah saudara dekat Kaltim, Kaltara, pertumbuhan ekonominya masih lebih bagus dengan 5,39 persen (yoy).

Sadar akan hal itu Pemprov Kaltim berbenah. Tahun depan nilai APBD ditambah menjadi Rp 17,2 triliun. Terbesar sepanjang sejarah pengetukan APBD. Harapannya dengan naiknya APBD, belanja modal dan lainnya juga ikut terpacu. Proyek-proyek hiliriasi perlahan mulai ditancapkan pondasinya. Nampaknya Pemprov Kaltim masih optimistis mengejar ketertinggalan tersebut. Walau pun tahun depan sendiri seluruh dunia masih dihantui sejumla kektidakpastian. (*/red)