Kukar, reviewsatu.com – Tindakan para tukang ojek di Kecamatan Tenggarong, yang menambal jalan berlubang di Jalan Kartini dengan hasil swadaya, mendapat respon beragam.
Dalam postingan akun medsos @infoetam. Netizen pun tak segan-segan menulis kata singgungan langsung kepada Pemkab Kukar. @dayatsnb yang mengatakan “pura-pura ndik tahu (pura-pura tidak tahu)”. Kemudian @mhridho14 “mana yg pas pemilu banyak janji”.
Ada pula @expectoo. Ia berkomentar “tamparan keras bung bagi pemkot daerah”. Dan sama apa yang disampaikan oleh @anggry_adytia “sumpah kalau saya jadi pemerintah malu saya”.
Menanggapi hal itu, Dosen Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Purwadi pun angkat bicara. Ia mengatakan, apa yang dilakukan oleh tukang ojek di Tenggarong tersebut menjadi pukulan halus.
“Ini tamparan ke pemerintah secara halus. Ini sindiran keras dari publik. Bahwa hal sekecil ini masa harus sampai mereka (tukang ojek) yang gotong royong,” ungkap Dosen FEB Unmul ini.
Ia mengungkapkan, harusnya hal seperti ini tidak terjadi. Mengingat APBD Kukar tinggi. Mencapai Rp 5 triliun lebih. Tertinggi di Kaltim. Apalagi penambalan jalan berlubang yang dilakukan tukang ojek tersebut. Berada di dalam kota.
“Lokasinya sangat terjangkau bagi PU dan Bappeda. Ini hal kecil, nggak boleh terjadi. Bupati dan pemerintah harus turun ke lapangan. Harus dipelototin terus. Jangan sampai masa-masa mendatang terjadi lagi,” cetus Purwadi.
Pun jalan-jalan rusak yang lokasinya jauh dan tidak terpantau. Meski masih dapat dimaklumi. Namun bukan berarti dibiarkan dan tidak diperbaiki juga.
“Tugas pemerintah itu melayani publik. Bukan publik yang melayani pemerintah,” tegas Purwadi.
Sehingga, ia pun bertanya-tanya kemana saja dana yang ada di Pemkab Kukar. Dan untuk apa saja?
Padahal sejak zaman pak Syaukani sebagai Bupati. Kabupaten Kukar ini merupakan kabupaten terkaya se Kaltim bahkan se Indonesia.
“Kita ini sudah mau menuju IKN. Masa Kukar mau begini-begini saja,” tandasnya. (bsg)