Samarinda, reviewsatu.com – Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menanggapi operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini.
Samsun menyebut kejadian ini menjadi pelajaran bagi perangkat pemerintahan daerah untuk sadar hukum dan lebih berhati-hati mengelola anggaran.
“Pejabat pemerintahan mesti berkomitmen untuk tidak melakukan tindakan yang melawan hukum, termasuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),” kata Samsun di Samarinda, Jumat (24/11/2023).
Dikemukakannya, segala antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah, sistem pemerintahan, dan sebagainya untuk mencegah terjadinya KKN itu sudah tentu ada.
“Semua pranata dan perangkatnya, sistemnya, sudah ada. Ya tinggal mengikuti itu sistemnya dan yang sudah ada itu supaya tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum, termasuk korupsi,” ujar Samsun.
Samsun mengatakan bahwa kasus OTT di Kabupaten Paser bukan yang pertama terjadi di Kalimantan Timur. Sebelumnya, pada tahun 2022, KPK juga menangkap Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas’ud, terkait dugaan suap proyek infrastruktur di kabupaten tersebut.
Sebagai wakil rakyat, legislator daerah pemilihan Kutai Kartanegara itu merasa prihatin kepada para pejabat yang seharusnya memahami aturan main penggunaan anggaran, berikut dampak hukum yang diterima jika melakukan penyelewengan.
“Padahal, kalau kita lihat, Kalimantan Timur ini kan kaya. Potensi sumber daya alamnya besar. Harusnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” ucap Samsun yang juga politisi PDI Perjuangan.
Samsun berharap bahwa kasus OTT di Kabupaten Paser bisa menjadi pelajaran bagi pejabat daerah lainnya di Kalimantan Timur agar tidak terjerumus ke dalam praktik korupsi. Ia juga mengapresiasi langkah KPK yang terus berupaya memberantas korupsi di daerah.
Ia mengungkapkan DPRD Kaltim mendukung penuh upaya KPK dalam memberantas korupsi, juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan jika ada indikasi korupsi di lingkungan mereka. (advdprdkaltim/arf/boy)