Samarinda, reviewsatu.com – Kasat Lantas Polresta Samarinda Kompol Creato menyebut kelalaian menjadi faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Gulo menyebut faktor dari kelalaian manusia itu yakni: mengantuk, tidak berkonsentrasi saat mengemudi, dan kecepatan kendaraan saat digunakan. Ia menyebut sejak caturwulan pertama 2023 tercatat sebanyak 30 kecelakaan yang sudah terjadi di Kota Tepian. Dengan rata-rata pengemudi mengalami luka ringan dan terdapat sekitar 4 hingga lima orang luka berat dan meninggal dunia.
Ia menyebut pihaknya sudah berupaya dengan maksimal seperti memasang baliho berbagai peringatan pada beberapa tempat yang dianggap rawan. Ia pun mengatakan selalu mengingatkan masyarakat terkait kesadaran diri sendiri.
“Kembali ke masyarakat sendiri selama masyarakat belum bisa menyadari resiko kesadaran lalu lintas kala itu akan permasalahan dalam laka lantas,” ungkap Gulo.
Namun apabila sudah terlanjur terjadi laka lantas, Gulo memaparkan beberapa hal yang dilakukan oleh pihaknya. Yakni penindakan tegas terhadap masyarakat atau warga yang terlibat. Apabila terbukti bahwa itu adalah kelalaian yang absolut.
“Dengan kata lain sangat susah untuk diberikan pemaaf,” tegas Gulo.
Hal tersebut akan diberikan ke proses lebih lanjut. Namun dengan hukum yang berlaku sekarang, sebut Gulo, restorasi justice akan diutamakan.
“Kita mengutamakan mediasi. Kalau gagal kita proses hukum,” tambahnya.
Kecuali untuk perkara meninggal dunia. Pada perkara tersebut tidak ada pemaaf atau dengan kata lain akan dilanjutkan ke proses hukum. Tidak hanya kelalaian manusia. Gulo menyebut parkir sembarangan juga menjadi penyebab banyak terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sehingga ia menggandeng Pemerintah Kota Samarinda untuk mengadakan area parkir khusus kendaraan besar.
“Untuk lokasi kemarin ada wacana beberapa tempat cuma masih di survei oleh pemkot. Itukan nanti pemkot yang menyediakan,” tambah Gulo
Ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati berlalu lintas. Termasuk tidak mengizinkan anak di bawah umur berkendara sembarangan.
“Kita taulah keterbatasan anak sekolah antar jemput apalagi di usia sma. Tapi kalau selain ke sekolah sebaiknya jangan,” ungkap Gulo.
Selain itu warga Kota Tepian juga diminta menjaga etika dan budaya. Serta saling hargai pengguna jalan lainnya.
“Kebut-kebutan di jalan jangan sampailah. Intinya kecelakaan itu tidak diduga dan pasti disesali,” pungkas Gulo. (dey/boy)