Samarinda, reviewsatu.com – Curah hujan tinggi di Samarinda menyebabkan tanah longsor di berbagai tempat. Salah satunya terjadi di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 23.00 malam tadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso mengatakan, pada peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa.
“Terdampak satu bangunan. Tidak terdapat korban jiwa karena memang yang longsor adalah tebing,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (3/5/2023).
Setelah Lebaran sejak curah hujan tinggi di Kota Tepian, kata dia, sudah terdapat enam lokasi longsor di pemukiman warga. Yaitu di wilayah Kelurahan Mugirejo, dua titik di wilayah Kelurahan Loa Bakung, dan tiga titik di wilayah Palaran.
Tidak hanya itu, juga terdapat titik longsor di fasilitas umum yaitu jalan menuju Stadion Palaran pada Selasa (25/4/2023) lalu.
Pasca kejadian, pihaknya segera melakukan mitigasi. Kemudian mengidentifikasi tingkat kerusakan bangunan melalui tim pengkajian kebutuhan pasca bencana. Jika tanah menimbun wilayah di sekitarnya, Suwarso menyebut dilakukan pembersihan oleh BPBD bersama warga dan pihak terkait.
Kemudian untuk bangunan yang terdampak dari tanah longsor tersebut diberikan bahan bangunan sesuai tingkat kerusakan.
Bukan tanpa alasan, tanah longsor tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Suwarso menyebut di antaranya yaitu kondisi tanah yang labil dan bangunan terletak dekat dengan tebing. Di samping itu, disebabkan juga oleh curah hujan yang tinggi. Sehingga kandungan air di dalam tanah jenuh dan menyebabkan tanah longsor.
Apalagi, kata Suwarso, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) curah hujan cukup tinggi hingga akhir Juni 2023. Yaitu sekitar 150 hingga 500 milimeter dengan kemungkinan hujan terjadi sekitar 80 persen.
Sehingga ia meminta warga Kota Tepian untuk waspada terutama di daerah berpotensi tergenang air dan tanah longsor.
“Apalagi di daerah warga yang tinggal di rambu rawan longsor. Jika memungkinkan pindah rumah,” imbau Suwarso.
Terakhir, ia pun mengimbau agar masyarakat meminimalisir pergerakan di luar rumah ketika terjadi hujan dan angin kencang.
“Mengurangi kemungkinan agar tidak terjadi korban jiwa,” pungkas Suwarso. (dey/dah)