Samarinda, reviewsatu.com – Bank Indonesia Perwakilan Kaltim menggandeng ulama untuk mengendalikan inflasi jelang hari raya Idulfitri nanti. Hal itu diungkap Kepala BI Pwk Kaltim Ricky P Ghazali.
Menurutnya inflasi disebabkan karena adanya konsumsi yang berlebihan. Peran ulama di sini adalah memberika edukasi melalui mimbar dan ceramah-ceramah kepada para jamaahnya. Ricky menambahkan BI pun membuat program dengan cara melibatkan para ulama. Program ini sendiri bersifat persuasif alias tidak memaksa.
“Tujuannya untuk mengedukasi dan mengimbau masyarakat agar berbelanja dan berjualan secara bijak khususnya selama Ramadan dan Idulfitri,” katanya melalui siaran tertulis.
Upaya untuk menggandeng ulama lanjutnya karena faktor ketokohannya yang dihormati masyarakat. Disamping itu ilmu yang diberikan kepada masyarakat bisa disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
“Sehingga diharapkan seruan berbelanja dan berjualan secara bijak dapat tersampaikan dengan baik,” imbuhnya.
Ricky berharap para ulama yang terlibat dalam program tersebut bisa menyampaikan pesan mengenai cara belanja dan berjualan yang bijak. Selain itu para ulama juga diminta memberikan ceramah agar penjual tidak menaikan harga barang seenaknya. Sebab hal ini bisa memicu terjadinya kenaikan harga di pasaran. Tak melulu penjualan. Para ulama juga diminta mengedukasi jamaah agar membayar zakat, infak dan sedekah dengan cara non tunai.
“Termasuk juga mengonsumsi barang-barang yang sudah bersertifikat halal,” tegasnya.
Dengan demikian target tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk menekan inflasi bisa terealisasi.
Diketahui, angka inflasi Kaltim pada periode Februari 2023 berada pada angka 5,36 persen (yoy). Masih di bawah angka nasional yaitu 5,47 persen (yoy). Pengeluaran yang turut menyumbang angka inflasi terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dimana terjadi penurunan sebesar 0,04 persen (mtm). Lebih rendah dibandingkan periode Januari yaitu 1,34 persen (mtm). (boy)