Samarinda, reviewsatu.com – Jaringan advokasi tambang (Jatam) Kaltim meminta pemerintah membatalkan proyek ibu kota negara (IKN). Anggaran megaproyek tersebut lebih bagus digelontorkan untuk menambah subsidi BBM.
Penegasan itu disampaikan Dinamisator Jatam Kaltim Mareta Sari. Dalam rilisnya, Mareta menjelaskan kenaikan BBM sudah terjadi sebanyak tujuh kali. Kenaikan harga BBM yang terbaru katanya menyebabkan harga bahan pokok juga ikut merangkak naik. Pada 2022 ini pemerintah sudah menganggarkan belanja BBM sebesar Rp 502 triliun. Angka ini memang 2,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan 2021 lalu yakni sebesar Rp 188 triliun.
“Namun, ditengah kondisi yang terjadi saat ini pemerintah tetap melangsungkan pembangunan mega proyek IKN,”
Megaproyek ini bagi Jatam justru hanya akan merampas ruang hidup dan situs-situs bersejarah masyarakat adat. Selain itu megaproyek ini juga akan menguras APBN.
“Padahal dana ini seharusnya digunakan untuk kebutuhan rakyat, terutama dimasa genting seperti saat ini, saat terjadi kenaikan harga energi,” singgung perempuan yang akrab disapa Eta ini.
Eta menambahkan pula bahwa rancangan pembangunan IKN di antaranya: membangun Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sebesar 19 persen. Anggarannya sekitar Rp 486 triliun rupiah. Artinya, akan ada 97 triliun rupiah dana yang berasal dari APBN untuk mega proyek ini. Kebijakan ini jelas semakin memperparah krisis yang dihadapi oleh masyarakat. Salah satunya kenaikan harga BBM.
“Melihat dari kebutuhan belanja BBM tahun 2022 maka dengan kesediaan anggaran sebesar 97 triliun rupiah ini justru dapat mengurangi belanja negara untuk BBM sebanyak hampir 20 persen,” sebut Eta.
Ia juga mensimulasikan besaran anggaran IKN dengan kebutuhan subsidi BBM. Jika 19 persen APBN yang akan digunakan untuk IKN adalah Rp 97 triliun, apabila dibelanjakan untuk BBM jenis Pertalite dengan harga Rp.10.000/liter maka akan tersedia 9,7 miliar liter Pertalite.
Dengan jumlah yang sebanyak ini jika dibagikan kepada 273,5 juta jiwa penduduk Indonesia, masing-masing penduduk mendapatkan 34,5 liter secara gratis. Ini setara dengan mengisi tangki bahan bakar sepeda motor Honda Merk Supra sebanyak 8-9 motor.
Sedangkan, jika 9,7 miliar liter Pertalite dibagikan kepada seluruh penduduk Kalimantan Timur yang berjumlah 3.849.832 jiwa masing-masing orang mendapatkan 2.519,60 liter. Sehingga jika masing-masing penduduk Kalimantan Timur menggunakan sepeda motor dengan penggunaan Pertalite rata-rata 4 liter per hari maka dalam waktu 1,7 tahun mereka dapat mengendarainya secara gratis. Bebas tanpa mengeluarkan uang BBM.
“Maka dengan ini kami mendesak menghentikan dan membatalkan segala proyek IKN dan mengalihkan seluruh pendanaannya untuk mensubsidi masyarakat,” tegasnya. (boy)