Banyak Kursi, Banyak Rezeki, PKS Kaltim: Biar Bargaining Naik

Dedi Kurniadi PKS Kaltim

Samarinda, reviewsatu.com – DPW PKS Kaltim targetkan banyak kursi. Banyak anak banyak rezeki. Ungkapan lama itu kini berlaku dalam dunia politik. Ya, semakin banyak kursi, rezeki politi pun makin terbuka lebar.

DPW PKS Kaltim sendiri menargetkan jumlah kursi pada pileg 2024 mendatang bertambah. Semakin banyak kursi, posisi tawar menawar politik menjadi tinggi.

Ketua DPW PKS Kaltim Dedi Kurniadi mengatakan hal itu. Saat ini partai tengah lakukan konsolidasi di internal untuk persiapan verifikasi faktual (verfak) pemilu. Tapi persiapan untuk pemenangan pemilu tetap tidak ditinggal. Di antaranya penjaringan bakal calon legislatif (bacaleg) dari partai. Setelah itu penetapan caleg baru mengurus pendaftaran cagub cawagub.
“Ini baru penjaringan caleg, yang kepala daerah belum. Kami lagi fokus untuk legislatif dulu. Tapi untuk persiapan kepala daerah ya pasti ada,” katanya.

Baca Juga  Aston Hotel Samarinda Beri Reward Customer Loyal

Bacaleg sendiri sudah diberikan pembekalan melalui sekolah legislatif kader (SLK). Di SLK ini para bacaleg diajarkan berbagai strategi pemenangan, termasuk menaikan kualitas kader itu sendiri. Tujuannya agar para kader tidak kalah bersaing dengan caleg PKS yang non kader. Salah satu tolak ukurnya kinerja adalah jumlah suara potensial yang berhasil direkrut oleh para kader. Dan masih banyak lagi kata Dedi yang belum membeber indikator kinerja tersebut.
“Karena kami juga buka pendaftaran caleg ekternal untuk non kader,” sebutnya.

PKS pun memasang target tinggi untuk perolehan kursi se-Kaltim. Saat ini anggota dewan di tingkat kabupaten/kota berjumlah 28 orang. Sementara di DPRD provinsi ada empat orang. Total ada 32 anggota DPRD dari PKS baik di provinsi atau pun kabupaten/kota.
Untuk kabupaten/kota, PKS targetkan ada 60 orang bisa duduk di parlemen. Semantara untuk DPRD Kaltim targetnya adalah 10 kursi.
“Sekarang kami empat orang, target kami 10 orang. Karena dengan 10 kursi, kami bisa calonkan kader sendiri, jadi nilai bargaining politiknya lebih tinggi,” tutupnya. (red)