Jakarta, reviewsatu.com – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil memproduksi minyak dan gas bumi melebih target sebesar 26,819 BOPD untuk minyak dan 551.2 MMSCFD untuk gas.
Hal itu diungkap General Manager PHM Krisna. Masuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream, Krisna menyampaikan kenaikan produksi tersebut adalah upaya PHM menahan laju penurunan produksi yang tinggi. Serta keberhasilan memertahankan produksi pada lapangan migas yang sudah mature atau tua.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature. Hal ini berkat penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada,” ujar Krisna melalui pres rilisnya.
Katanya PHM telah menerapkan praktek terbaik dalam memelihara dan meningkatkan operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun. Krisna menambahkan pula langkah pemberian insentif dari pemerintah di awal 2021 juga berdampak positif. Salah satunya membuka peluang PHM melanjutkan program kerja pengembangan WK (wilayah kerja) Mahakam menjadi lebih luas, termasuk eksplorasi sumur baru. Dalam upaya menahan laju penurunan produksi dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional, PHM merencanakan pengeboran 97 sumur pengembangan (eksploitasi) dan 2 sumur eksplorasi.
“Kami berhasil merealisasi sumur tajak pada triwulan pertama tahun ini sebanyak 24 sumur. Target pengeboran ini diharapkan mampu mendorong tambahan produksi rata-rata tahunan di Tahun 2022 sebesar 3951 BOPD untuk minyak dan 133 MMSCFD untuk gas,” imbuh Krisna.
Kenaikan produksi PHM ini tentunya tidak lepas dari kontribusi proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream pada 20 Mei 2022 silam. Adapun produksi gas dari proyek ini diperkirakan sebesar 45 MMSCFD dan kondensat 710 BCPD (barel kondensat per hari).
Senior Manager Production PHM, Benny Sidik, menjelaskan bahwa produksi yang cukup besar dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional saat ini. Sekaligus menjadi penggerak roda perekonomian nasional dan Kaltim. Menurut Benny, kenaikan produksi ini didukung juga oleh keberhasilan PHM dalam perencanaan program peremajaan instalasi yang dilakukan sejak Mei hingga Juni 2021.
“Ini memungkinkan start up sumur-sumur baru Sisi Nubi dengan berkelanjutan sehingga menyumbang gas yang signifikan untuk pencapaian laju alir wellhead gas diatas 550 MMscfd,” katanya. “Program pemeliharaan dilakukan optimal sehingga berhasil mengurangi potensi kehilangan produksi atau LPO (Loss of Production Opportunity) sebesar 1.4 BCF,” sambung Benny.
Sebagai catatan, PT PHM merupakan anak Perusahaan PHI-Regional Kalimantan Subholding Upstream di Wilayah Kerja Mahakam di Kaltim. Dalam menjalankan operasi dan bisnis hulu migas mengikuti prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).
PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. (cyn)