PENAJAM, REVIEWSATU – Masa tugas Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Muhammad Zainal Arifin, sangatlah singkat. Kurang lebih hanya sekira 5 bulan.
Salah satu yang ditugaskan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia untuk menyukseskan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) PPU pada November nanti, hingga penetapan kepala daerah definitif.
“Tugas saya mempersiapkan sampai peralihan pemerintah (Kabupaten PPU) yang baru terbentuk,” ucap Zainal.
Dirinya menyebut tidak lama sebagai Pj bupati PPU. Sehingga ia akan berlari cepat mempersiapkan dan menggambarkan mana yang jadi prioritas, diselesaikan duluan guna mendukung pemerintah selanjutnya.
“Kami akan petakan dulu percepatannya mana yang prioritas dengan waktu saya yang enggak lama di sini (PPU),” tuturnya.
Bagi Zainal, PPU bukanlah hal barunya atau asing baginya. Dirinya kelahiran Kota Balikpapan, secara geografis bertetangga dekat dengan wilayah yang sudah berumur 22 tahun ini.
Katanya, banyak potensi baru yang dapat dikembangkan di Benuo Taka, nama lain dari Kabupaten PPU. Namun karena keterbatasan waktu, ia berupaya semaksimal mungkin setidaknya dengan kajian dalam bentuk master plan ataupun master program.
“Jadi bisa dibilang saya buka pintu saja dulu, nanti yang meneruskan pemerintah selanjutnya,” sebutnya yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Di antaranya potensi yang dapat digali di Kabupaten PPU, seperti pariwisata maupun sumber daya lainnya. Guna perwujudan itu semua, dirinya mendorong adanya kolaborasi pemerintah daerah dalam diskusi pada level yang lebih tinggi. “Artinya ada high level meeting, jangan cuma diskusi di internal saja,” terang Zainal.
Sementara terkait arahan dari Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, ia bilang terkait manajemen ketahanan air di daerah. Bahkan hal itu, kata Zainal bakal dibawanya dan dibahas dalam diskusi di level lembaga internasional.
“Itu juga ditekankan oleh pak Pj gubernur Kaltim. Mudah-mudahan terkait dengan manajemen ketahanan air saya mau coba bahas di high level meeting di UNESCO,” ungkap Zainal.
Dengan membahasnya dalam pertemuan dengan UNESCO, dijelaskannya, paling tidak untuk membangun neraca hidrologis baik untuk di PPU dan mendukung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. “Kami sudah sampaikan ini ke UNESCO melalui program smart water city,” tandas Zainal. (adv/one)