Samarinda, reviewsatu.com – Norbaiti, istri dari Gubernur Kaltim Isran Noor baru saja berpulang setelah berjuang melawan sakit kanker yang diderita. Sang suami hanya bisa tertunduk lesu meratap jenazah terbuju kaku, di dalam peti. Lantas, siapa sebenarnya sosok Norbaiti?
Norbaiti merupakan putri dari pasangan Amlan dan Mastika. Lahir di Loa Janan, Kukar, 30 Januari 1969. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lalu menempuh pendidikan di Universitas Mulawarman. Takdir memertemukan dirinya dengan Isran Noor. Dari buah ikatan suci itu, keduanya dianugrahi tiga orang anak. Satu putra, dua putri. Yakni M Rahman Isran, Siti Rahmawati Isran dan Siti Annisa Isran.
Karir politiknya sempat terbilang mentereng. Duduk di DPR RI dari dapil Kaltim pada 2013, Norbaiti mengantongi 53.283 suara. Kala itu Demokrat menjadi perahunya untuk melenggang ke Senayan. Norbaiti duduk di Komisi VI yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset dan teknologi serta lingkungan hidup. Di Senayan dia cuma bertahan setahun.
Pada 2015, dia maju sebagai calon bupati Kutim, menyusul berakhirnya masa tugas Isran sebagai bupati. Dia diusung PDIP, Gerindra dan PKPI. Sayang takdir tak berpihak. Ismunandar lah yang terpilih sebagai bupati.
Usai itu perjalanan politiknya cenderung melandai. Norbaiti lebih banyak aktif di kegiatan sosial sebagai istri orang nomor satu di Kaltim. Dia tercatat aktif di sejumlah organisasi. Seperti Ketua PKK Kaltim, Bunda PAUD Kaltim dan Ketua Dekranasda serta Ketua Kwarda Pramuka Kaltim. Pernah pula menjadi Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis, Ketua Yayasan Jantung Sehat dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia.
“Saya sampaikan secara pribadi bahwa almarhumah terlalu banyak kenangan yang indah dan manis. Dan beliau telah mengakhiri tugas itu dengan sangat baik. Dan telah menyelesaikan tugas di dunia. Dan sekarang menghadap kehadiran Allah,” tutur Gubernur Kaltim Isran Noor dengan matanya yang berkaca-kaca di rumah duka, Kamis (25/5/2023) siang.
Orang nomor satu di Kaltim itu terduduk lesu dengan kemeja putihnya. Wajahnya nyaris tidak ada senyum seperti hari-hari biasa. Kepada tamu undangan, Isran sampaikan terima kasih dan permohonan maafnya.
“Baik yang hadir maupun tidak hadir. Kami mohon maaf sebesar-besarnya,” tutup Isran.
Acara pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim KH Muhammad Rasyid. (dey/boy)