Samarinda, reviewsatu.com – Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Kelurahan Sungai Dama, dipadati oleh kendaraan baik roda dua maupun empat, Kamis (13/4/2022) sekitar pukul 17.00 Wita.
Berdasarkan pantauan media ini, kendaraan-kendaraan tersebut bersusun sekitar 900 meter dari Jembatan Sungai Dama hingga Gunung Manggah. Meski begitu, kendaraan masih tetap bisa berjalan dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per jam.
Titik yang cukup padat yakni di sekitar pertigaan Jalan Otista-Jalan Damai. Karena banyak orang keluar masuk menuju Jalan Damai. Tak hanya itu, di sisi jalan terdapat banyak pedagang kaki lima. Mulai dari makanan, pakaian, pulsa, sembako dan lainnya. Sebagian pengendara bahkan memarkiran kendaraan mereka di pinggir jalan.
Belum lagi banyaknya orang keluar masuk Pasar Sungai Dama Baru yang terletak di sisi kanan menuju Gunung Manggah. Tak ayal, kondisi jalanan padat merayap. Terutama di saat jam jelang berbuka puasa.
Bahkan beberapa waktu lalu, kendaraan sempat mengular hingga ke Jalan Pangeran Hidayatullah. Ketika itu beberapa petugas kepolisian sempat mengatur arus lalu lintas di daerah persimpangan. Salah satunya simpang empat Jalan Otto Iskandardinata -Jalan Pesut-Jalan Jelawat.
Salah seorang pengendara roda dua bernama Ryan (25) mengaku sudah biasa melihat pemandangan tersebut. Untuk hari ini, meski ramai tapi jalanan tidak terlalu padat.
“Kalau lewat biasanya begini, tapi hari ini engga terlalu macet sampai ngga bisa jalan gitu,” ungkapnya saat hendak membeli hidangan berbuka di pinggir jalan tersebut.
Pria yang merupakan warga Kelurahan Kampung Jawa tersebut mengaku tidak terlalu sering melewati jalan tersebut. Kali ini ia mengaku menghabiskan waktu menuju berbuka puasa.
Berbeda dengan, Nia (24) ia mengaku beberapa kali harus melewati jalan tersebut karena harus melakukan sebuah pekerjaan. Ia mengaku jalan tersebut kerap padat oleh kendaraan ketika sore hari. Dikarenakan orang-orang banyak yang pulang bekerja harus melewati jalan tersebut.
“Kalau saya lewat sini biasanya memang ramai kendaraan, ” ungkapnya. (dey/boy)