Tragedi di Ponpes, Santri Senior Aniaya Junior Hingga Tewas

Santri
Waka Polresta Samarinda AKBP Eko Budiarto saat melakukan konferensi pers di Mapolsek Sungai Pinang Jalan D.I Panjaitan, Kamis (23/2/2023). (Yasinta/ReviewSatu)

Samarinda, reviewsatu.com – Seorang santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kawasan Bengkuring, Sempaja tega menganiaya juniornya pada Sabtu (18/2/2023) pukul 17.30 Wita. Hal ini dibenarkan oleh Waka Polresta Samarinda AKBP Eko Budiarto.

Sore itu, 40 menit jelang azan magrib, seorang pemuda berinsial AF (20) berjalan cepat sambil mengepalkan tangan, mengayunkannnya ke kepala dan punggung AR (13) dengan emosi yang membuncah. AR yang tengah duduk bersila kaget dengan serangan mendadak itu. Ia tersungkur ke tanah. Empat kawan AR yang duduk bersamanya tidak menduga akan menyaksikan kejadian tak terlupakan tersebut.

Rupanya setan dalam diri AF terlanjur berkuasa. Ia tidak puas. AF membangunkan AR dan kembali meghunjam pukulan. Kali ini tepat mengenai ulu hatinya. AR jatuh lagi. Setan kembali mendominasi akal sehat AF. Ia mempermalukan AF dengan menyiram air kemasan dalam gelas. Setelah disiram mendadak keluar lendir dari hidung dan busa dari mulut AR.

“Betul ada kejadian di (Ponpes, red) Darul Falah dimana terjadi antara dua orang santri, yaitu satu pelaku dan satu korban,” ungkapnya saat pres rilis, Kamis (23/2/2023).

Kejadian ini terjadi dimana AR mengira AF mengambil uang miliknya sebesar Rp 200 ribu. Sayangnya tidak ada bukti yang menguatkan jika AR mengambil uangnya. AF pun diduga melakukan perbuatan melawan hukum yaitu penganiayaan menyebabkan seseorang meninggal.

“Besok mau di autopsi nanti dilihat penyebab dari kematiannya,” ungkap Wakapolresta Samarinda tersebut.

Keempat orang lain yang duduk bersama AR turut dijadikan saksi.
Pihak pesantren turut kooperatif dalam kasus ini, setelah ada perbuatan hukum langsung berkoordinasi dengan Polsek Sungai Pinang. Sehingga pelaku langsung dibawa dan diamankan.
Pelaku tidak menyadari bahwa perbuatannya bisa menghilangkan nyawa AR. Ia berniat hanya membuat efek jera.

“Sudah dimakamkan dibongkar lagi untuk autopsi menambah alat bukti,” tambah

Terpisah, AF mengatakan saat itu ia memeriksa uangnya yang disimpan di lemari. Namun tidak ada. Langsung saja AR yang berada di lantai dua didatangi oleh AF.
“Korban di lantai dua dekat dengan kamar. Lemari di (kamar,red) di lantai satu,” ungkap pria yang mengenakan kopiah tersebut.
“Saya tampar mukanya dua kali. Saya tujuan nyiram masukkan air ke dalam mulut supaya dia sadar,” pungkasnya. (dey/boy)