Samarinda, revewsatu.com – Selly Veronika, guru matematika di daerah pedalaman Kalimantan mendadak viral karena menggunakan metode mengajar yang tidak biasa. Yakni artificial intelligence (AI) demi membangkitkan motivasi belajar murid-muridnya.
Selly Veronika sendiri adalah guru di Desa Humbang Raya, kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Dikutip dari wikiperdia, luasnya hanya 1.024 kilometer persegi dan termasuk dari desa tertinggal. Desa Humbang Raya sendiri saat ini masih minim akses internet. Bahkan kesadaran masyarakatnya akan pentingnya pendidikan masih rendah. Namun, itu justru menjadi tantangan bagi Selly.
Perempuan kelahiran Maliku Baru itu memanfaatkan foto-foto yang dihasilkan oleh AI untuk menggambarkan cita-cita anak didiknya. Menurutnya, ini adalah cara efektif untuk memotivasi mereka dan menunjukkan bahwa pendidikan dapat membuka peluang besar di luar desa.
Sejak mulai mengajar pada 2021, Selly, yang merupakan alumni UIN Antasari Banjarmasin, telah mencurahkan empat tahun pengabdiannya untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik. Dia menjelaskan, AI membantunya memotivasi siswa yang sering kali kurang percaya diri menghadapi dunia luar.
“Saya memberitahu mereka bahwa ada banyak hal di luar sana, banyak jenis pekerjaan dan profesi yang lebih besar. Pendidikan bisa membawa mereka kemana saja dan membuat mereka menjadi apa pun,” ungkap Selly saat menjadi narasumber diskusi yang diselenggarakan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Samarinda, Senin 27 Januari 2025.
“Dengan menggunakan AI, saya ingin memperluas cara pandang mereka, agar memiliki cita-cita lebih besar daripada hanya memikirkan profesi sederhana.”
Buruknya lagi, jenjang pendidikan sebagian besar masyarakat di desa tempat dia mengajar, rata-rata hanya sampai SD hingga SMA. Bahkan ada yang memilih menikah setelah lulus sekolah, kemudian bekerja dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
“Ini yang bikin motivasi sekolah itu tidak tinggi. Ada hajatan di hari sekolah, mereka memilih ke hajatan,” keluh Selly.
Namun sejak teknologi mulai menjamah luas di sendi kehidupan, Selly memanfaatkan peluang itu. Utamanya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya sekolah. Upayanya telah menunjukkan hasil nyata. Selly mencatat bahwa kehadiran siswa di sekolah meningkat secara signifikan karena upayanya tadi.
“Jika dulu saat hujan atau ada hajatan di desa, kelas sering kosong, karena mereka lebih memilih hajatan. Sekarang siswa yang masuk jauh lebih banyak daripada yang tidak hadir. Ini sudah merupakan pencapaian besar untuk membuat siswa semangat belajar meski dalam kondisi sulit,” tuturnya.
Katanya, metode pembelajaran tidak perlu repot atau mahal. Setiap orang bisa memanfaatkan media yang ada agar siswa merasa bahwa pembelajaran itu dekat dengan kehidupan mereka. Nah, motivasi Selly menggunakan AI dalam proses belajar mengajar, karena motivasi belajar para siswa cukup rendah. Termasuk kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan masih rendah.
“Di luar sana ada banyak jenis pekerjaan, saya beritahu ke siswa bahwa pendidikan itu bisa membuat kamu kemana saja dan menjadi apapun. Yang saya lakukan membuat siswa sadar bahwa pendidikan itu penting. Sementara pekerjaan meerka di desa itu SDA-nya bisa habis.”
Karena itu menurut Selly yang juga sempat aktif di organisasi PII Kalimantan Selatan ini, kreativitas guru dalam mengajar sangatlah penting. Itu justru bisa meningkatkan motivasi siswa. Lalu tetap menafaatkan teknologi.
Di penghujung sesi, Alumni Kahfi el Abrar Communication School Banjarmasin ini juga menegaskan peran penting guru dalam membangun generasi dan peradaban.
“Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda. Kita perlu memahami latar belakang dan potensinya. Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan lingkungan yang mendorong mereka berpikir kritis dan memecahkan masalah,” ungkapnya.
Wanita berumur 27 tahun ini juga mengingatkan para guru untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar tidak tertinggal zaman.
“Jika guru tidak belajar teknologi, kita akan ketinggalan. Zaman ini berubah sangat cepat, dan kita harus siap mengikuti perubahan agar tetap relevan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KB PII Samarinda, Baharunsyah, dalam sambutannya menyoroti bagaimana penggunaan AI di tengah keterbatasan menjadi kunci untuk menciptakan peradaban baru yang lebih maju.
Ia menyampaikan bahwa misi PII sejalan dengan tema acara diskusi yaitu kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan. Pria yang kerap disapa Bayong ini juga menambahkan korelasi antara Isra Mikraj dan AI, yang keduanya mencerminkan kecerdasan melampaui zaman.
“Isra Mikraj adalah momentum besar yang menanamkan nilai kecerdasan melampaui peradaban. Sama halnya, teknologi AI kini menjadi alat yang membantu kita melampaui batasan-batasan yang ada,” ujarnya.