Reviewsatu.com – 2023 mendatang beban masyarakat diprediksi semakin bertambah. Hal ini imbas dari kenaikan sejumlah barang. Apa saja yang pasti naik harganya di tahun depan?
- Rumah subsidi
Harga rumah subsidi akan mengalami kenaikan hingga tujuh persen pada 2023 mendatang. Kepastian itu diungkap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang saat ini menunggu keputusan menteri terkait penyesiaian batasan harga rumah subsidi. Dikutip dari kontan.co.id, Kenaikan harga rumah subsidi tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.49 Tahun 2022. Di situ akan dipaparkan jenis rumah apa saja yang dapat diberikan fasilitas bebasn PPN.
Dalam PP tersebut disebutkan batasan terkait harga jual mencakup rumah susun milik, rumah umum, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar, serta rumah pekerja yang batasannya di atur oleh Menteri setelah mendapat pertumbangan dari Menteri PUPR.

Sebelumnya, Kementerian PUPR mengusulkan kenaikan rumah subsidi sebesar 7 persen. Angka tersebut masih di bawah dari usulan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), yakni 13 persen. Namun, pengembang menilai kenaikan 7 persen masih lebih baik jika dibandingkan tetap mempertahankan harga dengan kondisi saat ini.
2. Rokok elektrik
Kenaikan harga rokokelektrik tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.010/2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.010/2021, tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Rokok Elektrik dan Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya.
3. Hasil olahan tembakau
Hasil olahan tembakau juga alami kenaikan. Ada tiga jenis olahan yang harganya akan naik. Di antaranya tembakaku molasses, tembakau hirup dan tembakau kunyah.
Masyarakat resah
Berdasar survei lpsos, dikutip dari katadata.co.id, masyarakat Indonesia merasa biaya hidup akan semakin mahal tahun depan. Dari 1.000 responden yang diwawancara, 75 persen di antaranya memprediksi harga BBM akan naik. Naiknay harga BBM diyakini berimbas pada kenaikan harga komoditas lain. Seperti bahan makanan, utilitas listrik dan gas, serta pengeluaran rumah tangga lainnya.
Kemudian ada banyak responden Indonesia yang merasa inflasi akan naik lagi pada tahun depan (73 persen), pengangguran akan bertambah (72persen), beban pajak akan meningkat (52 persen), dan suku bunga bank akan lebih tinggi dibanding saat ini (51 persen).
Survei Ipsos ini dilakukan secara daring selama periode 21 Oktober-4 November 2022. Survei melibatkan 24.471 responden yang tersebar di 36 negara di kawasan Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Adapun jumlah responden di Indonesia berjumlah sekitar 1.000 orang. (*/boy)