Catatan Zainal Muttaqin
KETIKA berada di Jogjakarta pekan lalu itu, saya juga menghadiri undangan pernikahan putri pertama mantan Walikota Samarinda, Syaharie Jaang, An Nuur Wanda Tisya Anugrah di Pendopo Agung Hotel Ambarukmo.
Wanda yang bekerja di Jerman, disunting oleh pemuda kota Leipzig, Anton Rauschenbach. Kedua orang tua Anton ikut hadir di Jogja dan duduk di pelaminan, mengenakan pakaian adat Jawa. Saudara dan beberapa teman Anton dari Jerman juga ikut hadir. Semuanya mengenakan pakaian adat Jawa. Mereka tampak gembira, meskipun kelihatan berkeringat, walaupun kota Jogja pada hari Sabtu lalu itu gerimis sejak pagi hari.
Pak Jaang pada bulan Desember 2022 sudah bercerita kepada saya, tentang rencana akan punya mantu orang Jerman. Ketika itu kebetulan saya bertemu pak Jaang beserta istri di Malaysia.
Dalam pertemuan itu kami ngobrol santai. Pak Jaang menceritakan kegalauan keluarga tentang putrinya yang disunting pemuda Jerman dan akan menetap di Jerman.
“Sebagai orang tua, kami tentu ingin selalu dekat dengan anak-anak kami. Lah kalau putri kami nanti diboyong ke Jerman, kan sangat jauh dari kami,” kata pak Jaang, menyampaikan kegalauannya.
Saya mencoba menghibur Pak Jaang, dengan bercerita bahwa saya juga punya menantu lelaki orang asing. Anak kedua saya, satu-satunya putri dari empat anak saya, menikah dengan pemuda asal Meksiko. Namanya Carlos Ademar Figueroa. Putri saya namanya Rizky Ramadhani Zamzam.
Carlos bertemu Rizky ketika sama-sama berkuliah di Shanghai, kota paling ramai di Tiongkok. Setelah resepsi pernikahan di Surabaya, Carlos dan Rizky kembali ke Shanghai. Karena mereka sama-sama bekerja disana.
Carlos dan Rizky punya anak pertama yang lahir di Shanghai. Setelah itu Carlos oleh perusahaan tempatnya bekerja di Shanghai itu, dipindahkan tugasnya ke Jakarta. Maka Carlos dan Rizky pun boyongan ke Jakarta. Menetap di Jakarta sampai sekarang. Anak mereka bertambah dua lagi yang lahir di Jakarta. Dan tahun lalu permohonan Carlos untuk menjadi warga negara Indonesia, dikabulkan oleh pemerintah Indonesia.
Setelah mendengarkan kisah saya itu, tampak rona wajah Pak Jaang dan istri jadi berbinar. “Kita tidak pernah tahu takdir kita, juga takdir anak-anak kita,” kata Pak Jaang sembari melepas senyumnya. “Pak Zainal harus hadir di acara pernikahan putri saya itu,” sambung Pak Jaang dalam pertemuan yang tidak sengaja di negeri Jiran itu.
Saya ceritakan juga tentang putra bungsu saya, Ridho Arafah Muttaqin yang menjalani kehidupan lebih panjang di negeri orang. Sekolah menengah atas dia tamatkan di Singapura. Lantas melanjutkan ke perguruan tinggi di Auckland University Selandia Baru. Semester lima dia pindah ke Melbourne University Australia sampai selesai S-2.
Dan bekerja di negeri kanguru itu. Begitu dapat info pandemi covid bakal hadir di Australia, dia mencari pekerjaan di Jakarta. Alhamdulillah dapat. Dan setelah dua tahun bekerja di Jakarta, Ridho dipindah tugaskan ke Dubai, Qatar, sejak awal Desember 2022 lalu.
Demikian lah generasi milenial memilih jalan hidupnya sendiri. Sebagai orang tua, kami rajin mendoakan agar kehidupannya baik-baik saja. Dan kepada Sang Pencipta kami bermohon agar masih diperkenankan berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cucu kami. Permohonan umumnya orang yang sudah lansia seperti kami he..he..
Ketika menghadiri resepsi pernikahan putri pak Jaang di Pendopo Agung Hotel Ambarukmo Jogja itu, saya sempat bertemu dengan beberapa tokoh masyarakat asal Samarinda yang juga hadir. Di antaranya Sarwono, mantan anggota DPRD Samarinda yang mengundurkan diri karena ikut pemilihan kepala daerah (Pilkada), sebagai bakal calon Wakil Walikota Samarinda, berpasangan dengan Zairin Zain pada pilkada yang lalu.
Karangan bunga berderet-deret dari perusahaan yang beroperasi di Samarinda. Beberapa perguruan tinggi di Samarinda, juga dari perorangan. Tampak juga karangan bunga dari Walikota Jogjakarta.
Saya kenal Pak Jaang pertama kali ketika beliau jadi Wakil Walikota Samarinda, mendampingi pak Achmad Amiens, sekitar 20 tahun yang lampau. Pak Jaang dua periode sebagai Wakil Walikota Samarinda dan dua periode pula sebagai Walikota Samarinda. Hubungan kami boleh dibilang akrab. Sedangkan istri Pak Jaang, Hj. Puji Setyowati sampai sekarang masih menjadi anggota DPRD Kaltim, sebagai Ketua Fraksi Demokrat.
Semoga Wanda dan Anton menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah. Aamiin…(zam).