Samarinda, reviewsatu.com – Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Samarinda kini diincar polisi. Aksinya mengacungi parang kepada oknum guru sekolahnya sendiri viral.
Kejadian itu terjadi di Jalan Wahid Hasyim I Kelurahan Sempaja Selatan, Kamis (23/2/2023) lalu. Rismiyono, Wakil Kepala SMKN 5 Samarinda Bidang Kesiswaan membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kejadian tersebut terjadi pada saat jam olahraga.
“Dia kan olahraga, ada olahraga permainan. Pesan dari gurunya, permainan modelnya seperti game yang kalah ada sanksi yaitu squat jump,” ungkapnya.
Saat melakukan permainan yang menggunakan bola, anak tersebut tidak dapat menangkap. Dan ia tidak mau mengambil lagi bola yang terlepas itu. Ia pun ke luar dari lapangan tempat bermain. Setelah itu pergi ke arah parkiran lalu duduk di atas sebuah motor. Guru pengampu mata pelajaran itu pun mendatangi si anak. Ia mengingatkan sanksi yang akan diberikan.
“Tahu pak kalau kalah nanti tidur,” jawab sang anak yang ditirukan oleh Rismiyono.
“Padahal kan hukumannya adalah squat jump,” tambahnya.
Rismiyono mengatakan terdapat kontak fisik kaki antara guru dan si siswa. Namun ia belum bisa memastikan kontak fisik kaki tersebut dalam bentuk apa. Setelah terjadi gesekan kaki, siswa tersebut lantas pulang ke rumah untuk mengambil parang. Kemudian ia mencari guru olahraganya tadi. Sang guru yang panik pun memilih bersembunyi di ruang guru.
Sekuriti sekolah sempat mengejar siswa tersebut hingga sempat terjatuh. Pada saat kejadian, ketua RT serta Babinsa setempat datang. Rismiyono mengatakan, murid ini jarang masuk dan sering terlambat ke sekolah.
“Kenakalannya di sekolah sudah beberapa kali. Catatan guru-guru, siswa bersangkutan jarang masuk, bolos, datang terlambat. Menegur dan menasihati kan wajar,” kata Rismiyono.
Setelah kejadian tersebut, siswa kelas XI jurusan pemasaran itu sempat di skorsing pada Jumat (24/2/2023). Kemudian setelah rapat bersama pihak sekolah dan guru, ia diputuskan untuk dikeluarkan dari sekolah tersebut mulai Senin (27/2/2023).
“Sekolah memfasilitasi. Kalau enggak sekolah lagi, dicarikan paket C. Dibantu untuk membantu mendapatkan ijazah,” ungkapnya.
Waka Bidang Kesiswaan itu pun mengatakan bahwa sudah menjadi kesepakatan antara, anak, orang tua serta pihak sekolah.
Terpisah, Waka Polresta Samarinda AKBP Eko Budiarto mengatakan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan keterangan atas berita tersebut.
“Untuk motif masih jadi penyelidikan teman teman di Polsek (Sungai Pinang, red),” ujarnya.
Saat ini pihak kepolisian pun berencana mendatangi kediaman si siswa untuk diminta keterangan lanjutan. (dey/boy)