Samarinda, reviewsatu.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Kalimantan-Sulawesi (Kalsul) berhasil mencapai target lifting migas 2025.
Capaian lifting gas mencapai 99,6 persen terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara lifting minyak per November 2025 sudah mencapai 103 persen terhadap APBN.
Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi (Kalsul), Azhari Idris mengungkapkan bahwa capaian lifting gas tahun 2025 berada di angka 99,6 persen terhadap APBN.
“Kalau kita bulatkan, menjadi 100 persen. Karena memang itu terhadap APBN,” ujar Azhari Idris, saat ditemui Jumat 19 Desember 2025 lalu.
Ia menambahkan, jika dilihat berdasarkan Work Program and Budget (WP&B), capaian lifting gas sudah berada di angka 100 persen. Bahkan lebih.
Sedangkan untuk lifting minyak sendiri, per November 2025 sudah berada di angka 103 persen terhadap APBN, dan terhadap WP&B capaiannya berada di angka 100 persen.
Azhari menyampaikan harapannya agar pencatatan di akhir Desember 2025 tetap atau bahkan semakin meningkat, tidak turun.
“Kontribusi yang diharapkan dari wilayah Kalimantan dan Sulawesi ini tetap bisa kita jaga sampai akhir tahun 2025,” katanya.
Meskipun capaian lifting migas cukup baik, SKK Migas Kalsul menghadapi beberapa kendala operasional.
Namun, kendala tersebut menurutnya masih bisa diatasi dengan cepat oleh tim di lapangan.
Azhari menuturkan bahwa kendala paling signifikan yang dihadapi dalam dua minggu terakhir adalah ketepatan jadwal kapal untuk tiba di terminal.
“Begitu kapal tersebut terlambat, tentu akan mempengaruhi angka lifting kita. Kalau sampai lintas tahun, itu yang agak kita khawatirkan sebenarnya,” jelas Azhari.
Untuk mengatasi potensi penurunan lifting di akhir tahun, SKK Migas Kalsul melakukan beberapa strategi operasional. Upaya yang dilakukan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Yaitu melakukan pengurangan stok atau menguras habis stok-stok yang ada, terutama di akhir tahun pada tanggal 30-31 Desember.
Ia menyebut, tim juga akan melakukan lifting minyak-minyak yang tersimpan di pipa, seperti di Senipah.
“Minyak-minyak yang tertinggal di pipa itu kita dorong dengan minyak-minyak yang sebenarnya masih unsettled, belum bersih, sehingga kita dorong untuk memaksimalkan lifting yang ada dari wilayah Kalimantan-Sulawesi,” jelas Azhari.
Disamping itu, menurutnya, ada kabar baik datang dari tambahan lifting minyak kondensat di Donggi Senoro LNG (DSLNG) sejak Oktober 2025.
Hingga November 2025, SKK Migas Kalsul berhasil mencatatkan sekitar 150 ribu barel tambahan kondensat dalam realisasi pencapaian lifting minyak di wilayah Kalimantan-Sulawesi.
Upaya peningkatan produksi juga dilakukan melalui kegiatan workover well service yang capaiannya sudah di atas 100 persen. Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap tambahan-tambahan produksi dan lifting di wilayah Kalimantan-Sulawesi.
Untuk tahun 2026, SKK Migas menetapkan target nasional lifting minyak sebesar 610 ribu barel dan gas sebesar 5.510 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Khusus untuk wilayah Kalimantan-Sulawesi, target lifting minyak ditetapkan sekitar 64.000 barel, sementara gas ditargetkan di angka 1.425 MMSCFD.
“Target di tahun depan, sebetulnya kita mendapatkan target untuk minyak secara nasional di angka 610 ribu barel. Kemudian untuk gas di angka 5.510,” jelas Azhari.
Untuk mencapai target lifting tahun 2026, SKK Migas Kalsul merencanakan program pemboran yang cukup masif.
Sumur yang ada di wilayah Kalimantan-Sulawesi untuk tahun depan mencapai sekitar 140 sumur yang harus dibor, dengan tambahan 11 sumur eksplorasi.
Sebagian besar sumur baru berada di laut, khususnya di Selat Makassar, dan beberapa sumur yang ada di darat.
“Program pemboran ini diharapkan dapat meningkatkan produksi migas di wilayah Kalimantan-Sulawesi secara signifikan,” pungkasnya.










