Samarinda, reviewsatu.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Samarinda mengusulkan pengadaan beberapa kebutuhan dalam menghadapi bencana. Antara toilet portable hingga pemasangan alat early warning system (EWS) untuk longsor bagi daerah perbukitan.
Hal ini disampaikan oleh Suwarso, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, ketika ditemui usai hearing mengenai progres kegiatan tahun 2023 dan rencana usulan untuk tahun 2024 bersama Komisi III DPRD Samarinda.
Suwarso mengatakan, BPBD Samarinda mengajukan mobil toilet umum sebagai upaya mengatasi permasalahan sanitasi bagi korban bencana. Karena berdasarkan pengalaman kondisinya banyak yang jauh dari toilet umum.
“Pertama kita mengajukan adanya pengadaan unit wc umum portable yang bisa mobile, untuk laki-laki dan perempuan. Contohnya kalau ada kebakaran dan tidak ada toilet umumnya, kita bawa satu,” ujarnya, Senin (17/7/2023).
Penambahan toilet portable ini, kata dia, diajukan hanya sebanyak satu unit sebagai uji coba.
“Tidak ada penambahan sumber daya manusia (SDM), mobilnya hanya satu dan supirnya juga supir biasa,” imbuhnya.
Selanjutnya, BPBD Samarinda juga mengajukan mobil Dalmas untuk mengevakuasi warga yang terkena bencana seperti banjir.
“Misalnya daerah rawan banjir seperti di jalan Panjaitan, kalau banjir siang hari kadang-kadang aktivitas penumpang menuju bandara kan terganggu, itu bisa digunakan. Kalau sore atau malam, bisa bantu evakuasi murid sekolah, dulu pernah di Bunga Bangsa,” kata Suwarso.
“Kita punya truk, tapi spesifikasinya rendah, jadi tidak bisa digunakan untuk menerobos banjir,” imbuhnya.
Selain itu, unit lain yang ingin ditambah adalah tangki air yang memiliki dua fungsi. Pertama untuk kesiapsiagaan bencana kebakaran hutan atau lahan, serta sebagai sarana untuk memasok air bersih bagi daerah terpelosok.
“Kita kan punya (tangki air), tapi pinjam dari provinsi,” jawab Suwarso, ketika ditanyakan alasan penambahan unit ini.
Selanjutnya unit terakhir yang sempat disampaikan Suwarso, yakni lima unit alat early warning system (EWS) untuk memantau pergerakan tanah di wilayah berpotensi terjadinya tanah longsor.
Rencananya alat tersebut akan dipasang di lokasi-lokasi rawan longsor, seperti Bukit Selili. “Nanti ada dua, berupa untuk alat getarnya serta rambu-rambu”.
Penambahan unit yang diusulkan pada APBD murni 2024 ini, diperkirakan akan membutuhkan anggaran hingga Rp 13 miliar bersama dengan anggaran pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan mitigasi bencana dan lainnya. (sal/dah)