Samarinda, reviewsatu.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim akan mengevaluasi pelaksanaan Penerimaan Pesera Didik Baru (PPDB) tahap kedua. Termasuk banyaknya keluhan dari para orang tua yang sulit menyekolahkan anak mereka ke sekolah negeri.
Pelaksanaan pendaftaran PPDB tahap kedua zonasi umum untuk tingkat SMA pun sudah ditutup sejak Kamis (22/6/2023) lalu. Hal demikian disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Samarinda M Rozak. Setelah pendaftaran, proses selanjutnya adalah verifikasi berkas secara online yang dilakukan di masing-masing sekolah.
“Proses verifikasi itu tidak mengganggu kegiatan apa pun karena sifatnya hanya periksa dokumen saja,” terang Rozak dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (24/6/2023).
Setelah verifikasi berkas barulah pengumuman di setiap sekolah yang dijadwalkan Senin (26/6/2023) nanti. Pengumuman sendiri bisa dilakukan secara online atau offline. MKKS sendiri akan melakukan rapat evaluasi Minggu (25/6/2023) esok, untuk melihat kesiapan pengumuman verifikasi berkas di tahap kedua ini.
“Insyaallah tidak akan mundur di tanggal 26 tapi jamnya bisa bergeser atau tidak. Pengumuman akan dilaksanakan dengan menggunakan online atau ada juga yang ditempel di sekolah,” sebutnya.
Setelah pengumuman, proses selanjutnya adalah pendaftaran ulang yang dilakukan pada 3-6 Juli. Seyogyanya jadwal daftar ulang dilakukan pada 27-30 Juni. Namun karena berbenturan dengan jadwal cuti bersama, pendaftaran ulang diundur. Untuk jumlah pendaftar Rozak tidak mengetahui persis. Laman siap-ppdb.com pun hanya melampirkan jumlah daya tampung siswa. Di Samarinda sendiri untuk jalur zonasi umum terdapat 16 SMA, dengan total daya tampung 2.487 siswa. Di Balikpapan terdapat 9 SMA dengan daya tampung siswa 1.325, dan di Bontang-Kutim terdapat 6 SMA dengan total daya tampung 865 siswa.
Rozak yang juga panitia PPDB SMA ini turut menanggapi banyaknya keluhan para orang tua yang gagal menyekolahkan anaknya ke SMA terdekat. Ia menjelaskan jalur pada PPDB sendiri beragam. Untuk yang terdekat dengan domisili bisa melalui jalur RT. Atau RT prioritas.
“Kalau dekat sekolah tidak diterima, itu tidak mungkin. Karena ada kuota 20 persen yang diberikan oleh sekolah.” Kemudian ada jalur prestasi. Di jalur ini meski jauh dari domisili pun tidak masalah. Lalu jalur afirmasi. Jalur ini dikhususkan untuk kalangan tidak mampu, termasuk penyandang disabilitas. “Kuotanya 15 persen. Jauh, dekat bisa diterima,” sebutnya.
Keluhan yang banyak ia hadapi adalah di zona umum. Di sini seleksi menggunakan nilai raport. Sehingga walau pun jaraknya jauh dari domisili, kalau nilai mencukupi maka bisa diterima.
“Walau pun dekat dengan rumah kalau nilai jelek, tidak diterima. Itu yang kadang masyarakat belum memahami.”
Menurut Rozak adanya persaingan untuk masuk SMA negeri tidak bisa dipungkiri. Pasalnya jika semua pendaftar diterima, dikhawatirkan tidak akan ada cukup ruang untuk menampung para siswa. (boy)