Depresi, Remaja Perempuan Ini Nekat Sayat tangan, Untung Masih Hidup

depresi bunuh diri
M (20) ditemukan lemah tak berdaya dengan kondisi tangan sudah tersayat. (ist)

Samarinda, reviewsatu.com – Seorang remaja perempuan berinisial M diduga depresi dan melakukan percobaan bunuh diri di kamar kos nya, Jalan Pangeran Hidayatullah Gang Bakti Kelurahan Pelabuhan Kecamatan Samarinda Kota, Sabtu (22/1/2023).

Eka (32) sang pemilik kos semula tidak mengetahui mengenai kabar tersebut. Ia menerangkan peristiwa ini bermula sekitar pukul 08.00 wita pagi hari.

“Saya kaget, tiba-tiba ada dua orang datang ke belakang (kamar kos, red). Cuma saya enggak kenal siapa,” ucapnya saat dikonfirmasi.

Saat membuka pintu kamar, M ditemukan tertidur dengan tangan yang sudah diiris-iris. Warga mencoba membangunkan. Beruntung M masih sadar mesko kondisinya sudah sangat lemah. Beberapa hari sebelumnya, M sempat curhat dan mengirimi foto tangannya kepada seorang teman berinisial C di Harapan Baru, Samarinda Seberang.

Karena posisi C sedang jauh, ia meminta temannya berinisial Y untuk mendatangi si M. Y baru sempat mendatangi M pada Sabtu (22/1/2023) sekitar pukul 08.00 Wita. Dia diduga melakukan hal tersebut karena sedang permasalahan keluarga. M depresi.

Menurut keterangan Eka, M yang berusia sekitar 20 tahun itu baru empat hari tinggal di kosnya. Dia bekerja di salah satu cafe di Jalan Mulawarman. Sesaat sebelum kejadian, M pun tidak pernah menunjukkan gelagat aneh.

Baca Juga  Dua Warga Loa Janan Tertangkap Bawa Kayu Ilegal

“Kalau dilihat orangnya terbuka, suka cerita,” ucapnya.

Hingga saat ini, M masih dirawat di Rumah Sakit Bhakti Nugraha, Jalan Basuki Rahmat.

Ayunda Ramadhani seorang praktisi psikolog klinis membagikan pandangannya terkait hal ini.

“Yang pertama perlu kita cermati adalah apakah ini memang ada keinginan bunuh diri atau upaya mencelakai diri,” katanya.

Menurut Ayunda tidak semua perilaku menyakiti diri berujung pada bunuh diri. Pada kasus M, upaya menyayat lengan dan menghubungi C merupakan sinyal bahwa M ingin dibantu. Mengenai upaya bunuh diri atau mencelakai diri (self injury), Ayunda belum berani menduga. Karena harus ada pemeriksaan secara langsung.

Perilaku seperti ini biasanya muncul karena ketidakberdayaan seseorang dalam menghadapi masalah. Ketika seseorang tidak mampu menghadapi tekanan, hal ini bisa membuat orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan. Bisa menjadi depresi.

“Depresi lengkap diringi dengan perilaku menyakiti diri, tambahnya.

Dia juga menerangkan, orang dengan perilaku tersebut akan merasa lebih baik kita bisa menyakiti dirinya sendiri.  Secara kasat mata, kita dapat melihat orang-orang yang sedang mengalami ini. Seperti, sering menangis, menarik diri, tidak mau bertemu dengan siapapun bahkan sampai melakukan percobaan bunuh diri.  Upaya yang perlu dilakukan masyarakat adalah harus lebih peduli dan peka. Biasanya orang-orang yang mau bunuh diri menunjukkan tanda-tandanya walau secara tidak langsung.

Baca Juga  AIA di Italia Lebih Berani Daripada FA di Inggris

“Bisa jadi mereka mengucapkan hal hal yang enggak kepikiran kalau mereka mau bunuh diri. Seperti, kalau aku enggak ada di dunia ini gimana ya,” tambahnya.

Ayunda pun menerangkan semasa menjadi psikolog ia kerap menemui kasus percobaan bunuh diri.

“Banyak remaja usia 17 sampai 25 melakukan percobaan bunuh diri,” ungkapnya.

Untuk menangani kasus tersebut, perlu dilakukan sebuah terapi konseling atau kognitif perilaku agar mereka memahami dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Ayunda pun menambahkan itulah pentingnya pertolongan dari profesional.

“Ketika kita mempunyai masalah yang mulai mengganggu kehidupan atau pekerjaan, ayo hubungi tenaga profesional,” pungkasnya. (dey/boy)