Kukar, reviewsatu.com – Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.
Rumpon dalam bahasa kelautan adalah karang buatan yang dibuat oleh manusia dengan tujuan sebagai tempat berkumpul ikan. Rumpon merupakan rumah buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat secara sengaja dengan menaruh berbagai jenis barang di dasar laut seperti ban, dahan dan ranting dengan pohonnya sekaligus. Barang–barang tersebut dimasukkan dengan diberikan pemberat berupa beton, batu–batuan dan penberat lainnya sehingga posisi dari rumpon tidak bergerak karena arus laut. Barang–barang yang dimasukkan kedalam laut dapat terus ditambah secara berlanjut untuk menambah massa rumpon.
Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan kondisi karang–karang alami, rumpon membuat ikan merasa seperti mendapatkan rumah baru. Meski untuk mengetahui keberhasilannya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan. Namun usaha pembuatan rumpon ini merupakan solusi terbaik meningkatkan hasil perikanan di laut.
Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau hilang, maka diberi tanda, misalnya dengan bendera, pelampung, cermin atau tanda lain sesuai keinginan pemiliknya. Pembuatan rumpon selain untuk diambil hasil ikannya untuk keperluan sendiri, dapat juga disewakan kepada para pemancing laut yang memang mencari kesenangan mencari ikan di lokasi yang banyak ikannya. Para pemancing yang memang membutuhkan hot spot memancing yang bagus dapat menyewa pemilik rumpon ini sebagai alternatif memancing yang cukup mudah.
Namun sering kali terjadi. Rumpon milik se-kelompok nelayan, menjadi sasaran para pemancing liar. Sehingga ikan-ikan yang ada di rumpon tersebut dipancing tanpa sepengetahuan pemilik. Sehingga untuk mencegah hal tersebut, Kelompok Nelayan di Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Telah membuat rumpon yang lebih modern dan ramah lingkungan. Dan rumpon ini disebut dengan nama ‘Apartemen Ikan’.
“Rumpon atau apartemen ikan ini berbahan besi neser. Jadi rumpon dari bahan kayu mangrove sudah lama kami tinggalkan. Karena merusak mangrove sama saja merusak lingkungan. Bahkan sebelum buat dari besi ini, saya sempat mau buat dari paralon, tapi dilarang dinas kelautan karena berbahan plastik. Akhirnya yang besi neser ini baru disetujui,” ungkap Haji Aziz, pelopor Apartemen Ikan di Desa Muara Pantuan pada awak media, Minggu (4/9/2022) kemarin.
Saat ini sudah terdapat 40 buah apartemen ikan milik 4 kelompok nelayan. Dan akibat pembuatan apartemen ini viral di Youtube. Aziz pun langsung di undang untuk mempresentasikan cara pembuatannya.
“Saya di undang ke Sebatik dan Biduk-biduk setelah mereka melihat video saya di youtube. Dan saya ditanya bagaimana cara pembuat rumpon itu. Alhamdulillah saat ini mereka sudah buat dan berhasil. Intinya saya siap berbagi ilmu, asal mereka mau,” ucap pria yang disebut sebagai lokal hero ini.
Sehingga Aziz melihat potensi wisata di desanya sangat luar biasa. Hingga dikenal dimana-mana. Untuk itu ia bersama seluruh rekannya akan terus fokus untuk mengembangkan wisata pancing di Muara Pantuan. Agar bisa dinikmati oleh generasi mereka selanjutnya.
“Kalau bisa pantuan bisa jadi wisata besar. Tapi saat ini yang kami perlukan adalah kapal pemancing yang lebih besar. Karena kapal-kapal kami hanya untuk memuat 4-5 orang saja. Kalau ada kapal besar, maka kami akan tenang membawa pemancing biar aman,” harapnya.
Kemudian lanjutnya, keuntungan rumpon dari besi ini adalah tidak menggunakan tanda. Sehingga tidak bisa ditemukan oleh pemancing liar. Selain itu ramah lingkungan dan juga tidak mengganggu aktifitas kendaraan laut yang melintas. Bahkan rumpon ini tidak butuh perawatan rutin. Karena lebih tahan lama dibandingkan kayu.
“Hanya kelompok kami saja yang tahu lokasinya. Jadi siapapun yang ingin memakai rumpon kami untuk memancing, bisa menyewa dengan kami,” terangnya.
Sejak dulu Aziz merupakan seorang nelayan. Dan semenjak apartemen ikan yang dibuatnya berhasil. Aziz lebih fokus mengembangkan wisata pancing dan menanam budidaya mangrove. Tak hanya itu saja. Keberhasilan ini juga didukung adanya bantuan dari SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
“Banyak sekali perubahan yang kami rasakan semenjak dibantu oleh PHM. Ibu-ibu nelayan disini sudah berkembang pemikirannya. Mereka berhasil mengolah bahan-bahan hasil laut menjadi oleh-oleh, seperti kerupuk, amplang, petes dan lainnya. Jadi ibu-ibu disini sudah tidak perlu belanja jauh-jauh lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Head of Communication Relations & CID PHM, Frans Alexander Hukom menjelaskan, sejauh ini peran PHM adalah membantu mengembangkan program ini. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan program masyarakat yang dilakukan PHM ini diberi nama ‘Nelayanku Hebat’.
“Program ini sudah berjalan selama 5 tahun sejak 2018. Selain apartemen ikan, kita juga melakukan pelatihan kepada para nelayan dan ibu-ibunya. Termasuk melatih memperbaiki mesin kapal dan kapalnya. Jadi para nelayan tak perlu jauh-jauh ke Samarinda atau ke kecamatan. Mereka sudah bisa memperbaiki sendiri di desa. Sehingga hemat waktu dan biaya,” tutur Frans.
Selain itu peran PHM dalam pembuatan apartemen ikan adalah membantu para nelayan untuk mencarikan lokasi yang tidak dekat dengan aktifitas perlintasan kapal laut dan juga obyek vital PHM. Bahkan dalam pembuatan apartemen ini juga dibantu oleh tim SPU PHM. Bukan hanya itu, ukuran apartemen ikan ini juga memiliki dimensi besar dan dapat ditumbuhi terumbu karang.
“Tujuannya adalah agar masyarakat yang ingin memancing ikan di areal apartemen ini aman, karena bukan jalur perlintasan kapal. Dan dengan adanya apartemen ini, bisa menjadi pemasukan baru bagi para kelompok nelayan di Muara Pantuan. Karena kami ingin masyarakat disini bisa mandiri dan mendapat hasil laut yang berlimpah,” imbuhnya. (bsg)